JAKARTA - Puluhan anak usia 8-17 tahun datang ke Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Mereka curhat ke Wakil Mendiknas Fasli Jalal tentang berbagai masalah pendidikan yang mereka hadapi.
Anak-anak tersebut merupakan sebagian dari peserta Forum Pemimpin Muda Nasional (FPMN) 2010 yang diadakan oleh World Vision Indonesia dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN), 23 Juli mendatang.
Salah seorang peserta, Rizkia, menyampaikan, kesulitan belajar yang dialami seorang anak dikarenakan beberapa hal. Di antaranya, fasilitas pendidikan tidak memadai dan kurangnya tenaga pengajar.
"Selain itu, terkadang guru bertindak diskriminatif. Anak yang aktif pasti sering diperhatikan, sementara yang pasif tidak," keluh siswa SMP dari Surabaya, Jawa Timur tersebut, Kamis (8/7/2010).
Masalah lain yang disampaikan dalam pertemuan ini adalah penyebab tingginya angka putus sekolah. Peserta FPMN 2010 menyimpulkan, kemiskinan menjadi poin utama penyebab putus sekolah.
Faktor lainnya adalah jauhnya jarak tempuh sekolah, kekerasan guru terhadap murid, kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan, maraknya pergaulan bebas, serta minimnya tenaga pengajar dan fasilitas pendidikan.
Dia berharap, pemerintah lebih memperhatikan hak anak di Indonesia.
Menanggapi keluhan delegasi FPMN 2010, Fasli menyampaikan berbagai program Kemendiknas dalam memajukan pendidikan, terutama di daerah terpencil.
"Fokus kerja Kemendiknas adalah mendorong tersedianya kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan untuk semua rakyat Indonesia," pungkas Fasli.
(Rani Hardjanti)