Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement
Melongok Perkampungan Arab

Budaya & Historis yang Tak Lekang Dimakan Zaman

Budaya & Historis yang Tak Lekang Dimakan Zaman
Makan Nasi Kebuli (Ist)
A
A
A

BOGOR - Setiap daerah pasti mempunyai kebudayaan yang menjadi identitas dari daerah tersebut. Kebudayaan ini mencakup banyak hal mulai dari kesenian, kebiasaan, adat istiadat, serta norma, dan aturan yang berlaku.
 
Begitu juga di Perkampungan Arab Empang. Masih terpelihara nilai-nilai kebudayaan yang unik  dan menarik jika dikaji lebih mendalam. Dilihat dari segi kebiasaannya, warga Kampung Arab Empang ini selalu merayakan hari besar agama Islam dengan membuat nasi kebuli, masakan khas Timur Tengah.

Pada saat perayaan, nasi kebuli yang dibuat dimakan bersama–sama. Jadi nasi kebuli ditaruh ke dalam wadah piring besar dan kemudian disantap beramai–ramai. Hal ini mengisyaratkan adanya kebersamaan dalam merayakan hari besar Islam. Selain itu, ternyata penggunaan bahasa Arab malah sudah jarang digunakan.

Hal itu dikarenakan warganya tinggal keturunannya yang masih tersisa di samping banyak di antaranya yang menikah dengan penduduk pribumi. “Di dalam keluarga juga sudah jarang menggunakan bahasa Arab, tapi bahasa Indonesia dan Sunda,” aku Syarif, keturunan Yaman Selatan yang membuka usaha di Perkampungan Arab Empang.

Dia memaparkan, kesenian di daerah ini hampir sama dengan kesenian yang berasal dari Timur Tengah, yaitu marawis dan musik gambus. Kedua kesenian tersebut sering dipakai saat ada acara adat pernikahan. Saat pernikahan, alunan musik marawis didendangkan untuk meramaikan suasana dan menggambarkan kegembiraan.

Berbicara soal pernikahan, warga Kampung Arab Empang ini juga mempunyai tata cara yang sama dengan negara di Timur Tengah. Yang unik dari tata cara pernikahan ini adalah sebelum melakukan akad nikah, pengantin mempelai pria diarak keliling kampung sambil diiringi musik marawis.

Tradisi unik lainnya, terlihat dari tata cara pernikahan ini adakah saat melakukan ijab dan qabul, ternyata pengantin mempelai wanita tidak bertemu langsung dengan pengantin mempelai pria, melainkan diwakilkan oleh walinya.

Jadi di sini yang melakukan ijab dan qabul ialah pengantin mempelai pria dengan wali dari pengantin mempelai wanita. Namun ada aturan yang berbeda yang dikhususkan bagi para keturunan habib. Aturan khusus yang diberlakukan adalah bagi mereka yang merupakan keturunan habib diusahakan untuk menikah dengan sesama keturunan habib.

“Mengenai pernikahan, kalau keturunan habib harus menikah dengan keturunan habib juga, kecuali bagi mereka yang nakal, mereka pasti kawin lari,” ujar H Idrus, salah satu keturunan dari Habib Abdullah.

Aturan ini diberlakukan dengan tujuan untuk menjaga kemurnian daripada keturunan habib. Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi warga keturunan Arab lainnya. Banyak warga keturunan Arab yang menikah dengan warga pribumi.

Seperti layaknya masyarakat, merekapun tentu melakukan kontak sosial dengan masyarakat lainnya. Dalam artian bahwa warga keturunan Arab menjalin hubungan sosial dengan sesama warga keturunan maupun dengan warga pribumi. Tak ada kesenjangan maupun diskriminasi yang diperoleh oleh warga keturunan. Segala aktivitas yang dilakukan dan berhubungan dengan masyarakat berjalan normal.

Ibrahim, salah satu warga keturunan Arab mengaku tidak ada masalah dengan aktivitas yang
dia lakukan sehari–hari. “Saya sih biasa bergaul dengan siapa saja, banyak teman saya di kampus yang bukan warga keturunan. Ya namun saya memang lebih sering main sama teman saya yang juga warga keturunan,” jelas Ibrahim, salah satu mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Bogor.

Perkampungan Arab Empang menyimpan banyak cerita dan sejarah yang menjadikan Kota Bogor lebih berwarna. Kebiasaan serta adat istiadat yang sering mereka lakukan bisa menjadi daya tarik atau magnet bagi para wisatawan, baik lokal maupun luar negeri. Dengan demikian adanya komunitas seperti ini dapat menjadikan Kota Bogor semakin dikenal asyarakat luas.

Situs atau bangunan yang berada di kawasan ini harus dijaga, sebab banyak memiliki nilai sejarah yang sangat besar. Terlebih sudah banyak orang penting yang berkunjung ke Perkampungan Arab Empang.

Keberagaman masyarakat penghuni Kota Bogor lantas tidak membuat mereka melakukan diferensiasi sosial yang diakibatkan perbedaan suku, bahasa, kebudayaan, serta ciri fisik yang mereka miliki. Masyarakat Perkampungan Arab Empang mungkin bisa menjadi salah satu ikon bagi Kota Bogor, karena sarat akan kebudayaan dan tempat wisata yang bernilai historis tinggi.

(Dadan Muhammad Ramdan)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement