JAKARTA - Penemuan Candi Pustakasala di Kompleks Universitas Islam Indonesia (UII), beberapa waktu lalu, menimbulkan polemik atas pengelolaannya. Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) pun tergugah untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
Mahasiswa jurusan Arkeologi angkatan 2007 Ari Hendra Lukmana, mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah Ghifari Yuristiadhi, dan mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur Qolbiyati Muthmainah, menawarkan pendekatan humanis dalam pengelolaan Candi Pustakasala.
“Humanisasi di sini adalah pengelolaan yang menekankan pada desakralitas candi sehingga bisa berbaur dengan bangunan-bangunan lainnya. Semisal, candi ditemukan di kawasan pemukiman padat penduduk, rumah-rumah yang ada tidak perlu digusur, tetapi cukup disesuaikan dengan bangunan candi,” jelas Ari seperti disitat dari situs UGM, Sabtu (14/8/2010).
Qolbiyati, arsitek tim ini menjelaskan, konsep pembangunan Perpustakaan UII bisa dibuat terpadu dengan Candi Pustakasala. Bahan utama pembangunan gedung perpustakaan pun menyesuaikan bahan utama candi, yaitu batu alam. "Gedung perpustakaan dibuat di utara dan selatan candi. Kemudian, antara bangunan dibuat jembatan penghubung yang berada di atas candi. Jembatan tersebut memungkinkan mahasiswa yang beraktivitas di perpustakaan dapat melihat dan berinteraksi dengan candi,” paparnya.
Gadis kelahiran Klaten, 27 November 1987 ini menambahkan, desain yang humanis ini memungkinkan akses yang lebih besar bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan candi. Sebab, biasanya candi terletak jauh dari pemukiman. Selain itu, pemagaran yang umum dilakukan di sekitar candi meminimalkan interaksi antara masyarakat dengan candi sehingga memperkuat kesan angker. Akibatnya situs candi pun semakin terpinggirkan.
“Humanisasi candi diharapkan mampu menepis kesan angker dan ahumanis yang selama ini melekat pada candi maupun situs-situs kepurbakalaan lainnya,” tuturnya.
Berkat ide unik tersebut, mereka pun diganjar medali emas pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-XXIII. Dalam ajang yang dihelat di Universitas Mahasaraswati, Bali, akhir Juli lalu, mereka bertarung di kategori Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Gagasan Tertulis (PKM-GT).
(Rani Hardjanti)