JAKARTA - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku prihatin dengan tewasnya kontributor SUN TV Ridwan Salamun saat meliput konflik di Desa Fidatan, Kecamatan Dullah Utara, Maluku.
"Ini sungguh memprihatinkan. Konflik yang didasari motif apapun, entah suku, agama dan kelompok yang terjadi membuktikan bahwa indikator hukum di Indonesia lemah," ujar Din di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Sabtu (21/8/2010).
Atas nama apapun, sambung Din, konflik yang terjadi di Indonesia tidak dapat dibiarkan. Aparat penegak hukum harus lebih tegas dan berani mengambil sikap terhadap kedua etnis atau kedua kelompok yang bertikai.
"Kalau lama-lama dibiarkan, Indonesia akan menjadi negara kekerasan," cetusnya. Din menambahkan, keberanian kedua etnis atau kedua kelompok yang saling bertikai main hakim sendiri diakibatkan karena penegak hukum di wilayah tersebut takut.
"Mereka semakin berani karena penegak hukumnya takut. Karena tidak ada tindakan apa-apa dari penegak hukum. Lama-lama hukum rimba yang terjadi. Kalau sudah pakai otot kita nggak akan pakai otak lagi," tandasnya.
(Dadan Muhammad Ramdan)