JAKARTA - Penurunan peringkat perguruan tinggi di Indonesia pada tahun ini, bukan berarti mutu perguruan tinggi Indonesia jeblok.
Tetapi, bisa jadi perguruan tinggi di negara lain mengalami kemajuan yang lebih banyak dibandingkan Indonesia.
"Bisa jadi, perguruan tinggi di dunia berusaha keras untuk lebih kompetitif dan lebih maju, sedangkan perkembangan perguruan tinggi di Indonesia tidak terlalu signifikan. Selain itu, fasilitas dan anggaran penelitian di Indonesia masih jauh kalah dibandingkan perguruan tinggi lainnya baik di Asia, Eropa, Australia, dan Amerika," papar Staf Ahli Pembantu Rektor bidang Pengembangan dan Kerjasama Universitas Diponegoro (Undip) Dr. Istadi, dalam keterangan tertulisnya kepada okezone, Selasa (21/9/2010).
Dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat universitas internasional (Quacquarelli Symonds (QS) - World University Ranking), Universitas Diponegoro (http://undip.ac.id) yang sempat masuk Top 500 dunia tahun 2006 harus rela berada di peringkat 500-600 dunia mulai pada 2007 hingga 2009. Tahun ini Undip bahkan harus puas berada pada peringkat 601+ dunia.
Di Indonesia, UNDIP menempati Peringkat ke-6 Perguruan Terbaik di Indonesia berdasarkan versi QS setelah UI (score 42,9), UGM (score 35,25), ITB (score 28,6), UNAIR (score 22,6), IPB (score 18,16), UNDIP (score 13,51). Di bawah UNDIP ada ITS (score 12,25) dan UB (score 9,0).
Menurut Istadi, kerja keras perlu dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia untuk mencitrakan universitas di tingkat internasional terutama bidang output-output implementasi hasil riset. "Ini penting karena indikator Academic Peer Review mempunyai bobot 40 persen," imbuhnya.
Dia juga mengungkapkan, fokus lainnya adalah publikasi ilmiah di jurnal-jurnal internasional yang diindeksasi oleh SCOPUS terutama hasil-hasil penelitian yang lebih menjanjikan untuk disitasi.
"Sementara itu, pihak pemerintah harus segera membenahi infrastruktur riset di masing-masing perguruan tinggi di Indonesia, karena saat ini kita masih kalah jauh fasilitas risetnya dengan universitas-universitas di dunia, bahkan dengan universitas di Asia Tenggara sekalipun," tandasnya.
QS-World University Ranking merupakan pemeringkatan berdasarkan empat kriteria utama yaitu research quality, teaching quality, graduate employability, dan international outlook. Selain itu, ada lima indikator utama yang menjadi dasar pemeringkatan di atas, yaitu Academic Peer Review (40 persen), Employer/Recruiter Review (10 persen), Student Faculty Ratio (20 persen), Citations per Faculty (20 persen), dan International Factors (5 persen).
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam QS-World University Ranking 2010 UI menjadi pemimpin universitas unggulan dari Indonesia pada posisi ke-50. Selain UI dan Undip, ada Universitas Gadjah Mada (UGM) di peringkat 321, Institut Teknologi Bandung (ITB) 421, dan Universitas Airlangga (Unair) 466.
(Rani Hardjanti)