Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement
Genderang Nasionalisme Bola

"Yang Penting Timnas Menang, Kalau Kalah Rusuh"

Tri Kurniawan , Jurnalis-Selasa, 28 Desember 2010 |08:44 WIB
Ilustrasi pengamanan aparat (Foto: okezone)
A
A
A

JAKARTA- Pesta sepak bola piala AFF tidak hanya menghadirkan keuntungan berlipat bagi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), pedagang kaki lima maupun usaha angkutan umum. Di sisi lain, ajang dua tahunan ini juga “memaksa” banyak pihak bekerja dua kali lipat dibanding biasanya.

Malah bagaikan terkena getah dari turnamen ini, petugas kebersihan, aparat Kepolisian harus siaga menjalankan tugas masing-masing tanpa ada waktu untuk ikut menyaksikan aksi Elloco Gonzales cs.

Jika Anda menonton langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), pasti Anda melihat beberapa orang berpakaian warna cokelat lengkap dengan helm berjejer tak jauh dari rumput lapangan hijau. Mereka bukan untuk menonton tapi menjalankan tugas mengamankan pertandingan sepak bola dari kejadian yang tidak diinginkan. Selama menjalankan tugas, mereka berdiri tak jauh dari lapangan, menghadap ke ribuan penonton. Berbeda dengan penonton yang menikmati jalannya pertandingan.

Salah satu dari mereka yaitu anggota Samapta Polda Metro Jaya Bripda Agung Sidik. Selama menjalankan tugasnya menjaga keberlangsungan ajang AFF, selama itu juga harus berjaga tak jauh dari lapangan SUGBK.

Baginya, menjalankan perintah atasan merupakan hal yang tidak bisa ditolak namun secara manusiawi dia mengakui ada rasa ingin menonton tanpa beban, layaknya penonton yang ada di tribun.

“Mau bagaimana lagi karena memang sudah tugas. Keinginan nonton pasti ada, tapi buat kami tidak bisa nonton tidak masalah, yang penting aman sampai selesai. Indonesia menang Insya Allah aman. Tapi kalau kalah itu yang ditakutkan,” terangnya kepada okezone, belum lama ini.

Meski terus berjaga sepanjang pertandingan berlangsung namun bukan berarti Sidik -sapaan akrabnya- tidak “mengikuti” jalannya pertandingan. Bahkan dia bisa tahu Timnas Indonesia meraih gol sama seperti orang lain yang menyaksikan pertandingan secara langsung. Kok bisa?

Ternyata Sidik menyimpulkannya apabila semua penonton dan pendukung Timnas bertepuk tangan atau berteriak senang. “Karena saya tugas untuk tahu kalau Indonesia menang, penonton pasti bersorak,” katanya.

Sidik menilai, ajang AFF maupun pertandingan sepak bola kali ini lebih aman dibandingkan pentas sebelumnya. Faktor kemenangan yang diwujudkan Elloco Gonzales cs menjadi alasan tidak mengamuknya penonton di area Stadion. Malahan menurutnya, Piala AFF jauh lebih aman dibandingkan pertandingan sepak bola lokal seperti Persija lawan Arema.

“Sekarang termasuk aman tidak ada rusuh, dibandingkan pertandingan lokal justru lebih aman,” katanya.

Suka duka menjadi petugas kepolisian yang menjaga keamanan sepak bola sangat banyak, walaupun tidak pernah mengalami cedera karena dilempar penonton dengan botol atau benda keras lainnya, namun bilsa Indonesia kalah dalam pertandingan maka akan sangat sulit mengontrol penonton agar tidak terjadi tindakan anarkis.

“Kalau saya sendiri belum sempat cedera karena ulah penonton tapi teman-teman banyak yang sudah cedera saat pertandingan bola. Yang penting menang, kalau kalah pasti rusuh,” ujar lulusan kepolisian tahun 2007 ini.

Ajang AFF yang selalu dipadati penonton memaksanya bekerja lebih keras. Bayangkan tidak hanya menjaga pertandingan sepak bola, saat antrean tiket pun dia bersama rekannya juga dilibatkan.

“Ini tadi saya jaga dari jam 8.00 WIB mungkin sampai selesai antrean tiket bisa sampai jam 3.00. Nanti malam juga ada acara misa Natal kita harus turun lagi,” katanya.

Piala AFF juga memaksanya untuk tidak libur. “Ini sudah tiap hari tapi selama AFF saya lebih kerja keras lagi karena memang kebutuhan seperti itu,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Samapta PMJ Kombes Pol Priyo Mujihat mengatakan, ajang AFF menyedot dua per tiga personel Samapta PMJ.

“Semifinal 8 kompi yang di dalam stadion. Belum lagi yang di ring road dari 30 kendaraan roda empat bisa kesedot sekira 20 kendaraan. Pengendalian di luar dari total 60 kendaraan roda dua AFF bisa menyedot 2/3 petugas untuk penjagaan di luar dan di dalam,” pungkasnya.

Tak berbeda dengan Sidik, salah satu petugas kebersihan Soleh (30) juga mengaku bekerja keras selama ajang AFF ini. Ironisnya, pendapatannya tak sebanding dengan bertambahnya pekerjaan. “Ya mau bagaimana lagi Mas, ini sudah kerjaan,” ujar pria kelahiran Garut ini.

Sama seperti penonton dia juga berharap Elloco cs bisa membawa kemenangan bagi Timnas. Baginya kemenangan Indonesia bisa mengobati letihnya menghadapi banyaknya sampah yang berserakan di sekeliling SUGBK. Walaupun bekerja di SUGBK, bukan hal gampang baginya untuk menonton sepak bola karena dia juga mempunyai tugas lain yakni menjaga toilet. Lumayan dengan menjaga toilet dia mendapat penghasilan tambahan.

“Saya juga membersihkan toilet, jadi lumayan kalau sebelum pertandingan saya dapat uang juga,” terang pria yang sudah lima tahun bekerja sebagai tukang sapu di SUGBK ini.

(Lusi Catur Mahgriefie)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement