JAKARTA - Kemenangan Tim Nasional Indonesia di sejumlah pertandingan Piala AFF yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta membawa berkah tersendiri bagi para pedagang.
Kemenangan demi kemenangan Timnas membuat publik Indonesia bangga dan senang. Oleh karena itu, publik berlomba-lomba menyaksikan secara langsung Timnas berlaga.
Kedatangan para -mungkin bisa disebut- nasionalis atau hanya penyuka sepak bola ini ke GBK, praktis memadati stadion. Ini menjadi “lahan” empuk bagi para pedagang di sana.
Sebut saja Nur Apid (35), penjual siomay. Di hari biasa, setiap hari dia hanya mampu menjual habis sebanyak 400 biji. Itu pun terkadang tidak habis semua. Namun saat Piala AFF berlangsung, Apid mampu menjual habis sebanyak 800 biji dalam waktu singkat.
“Ini saya bawa 800 biji dan itu pasti habis dalam waktu 3-4 jam per hari. Pendapatan kalau empat ratus biji berarti Rp400 ribu, satuannya Rp1.000. Kalau bawa 800 habis, pendapatan kotor saya sebelum setor ke bos Rp800 ribu,” ujar Apid kepada okezone, belum lama ini.
Bagi pria beranak tiga ini, adanya pertandingan sepak bola memang ditunggu setiap pedagang di sana. Karena apalagi kalau bukan meningkatnya penjualan.
“Saat ini saja, dari pertandingan pertama lawan Malaysia sampai hari ini (Sabtu 25/12) pendapatan kotor saya sudah di atas lima juta rupiah,” kata warga Jalan Gang Haji Petir, Palmerah, Jakarta Selatan itu.
Tak hanya pedagang siomay, ternyata keuntungan lebih juga dialami Handoko (40), pedagang pakaian. Pria yang sehari-hari berjualan baju keliling ini sengaja mangkal di SUGBK.
“Saya memang dari tahun lalu sudah jual baju timnas, era Irfan Bachdim ini membawa berkah bagi pedagang. Sebelumnya era BP (Bambang Pamungkas), penonton sepi, dagangan saya juga nggak laku,” kata Handoko.
Sebelumnya, Handoko mengaku pendapatan kotor di hari biasa sebesar Rp500 ribu. Tapi sekarang, penghasilan per hari mencapai Rp5 juta per hari.
“Dari awal (pertandingan) pendapatan saya hampir lima belas juta rupiah. Saya bersyukur ada Timnas (Christian) Gonzales ini. Saya juga bisa bayar utang, makan juga bisa enakan dikit,” kata warga slipi Jalan Anggrek I, Slipi, Jakarta Barat itu.
Ayah beranak tiga ini mengaku dalam sehari dia siap stok 10 lusin baju Timnas. Untuk satu baju dibanderol Rp25 ribu sampai Rp100 ribu.
Rejeki berlimpah karena Piala AFF tak hanya milik Apid dan Handoko. Seorang ibu pedagang nasi di SUGBK juga kecipratan rezeki dadakan itu.
Adalah Tina (45), penjual nasi yang sengaja “hijrah” dari Stasiun Beos, Kota, Jakarta Utara ke SUGBK bersama suaminya, Yanto (45). Warga Pademangan, Jakarta Utara ini memanfaatkan pertandingan sepak bola agar meraih pendapatan lebih.
“Kalau di Beos, pendapatan kotor saya 150 ribu rupiah, tapi semenjak jualan di sini, per hari bisa meraup uang 1 juta rupiah. Kalau beras per hari bisa memasak 12 sampai 15 liter beras. Menurut saya, ramainya pertandingan Timnas karena ada (Christian) Gonzales. Nenek saja pengen tahu, datang ke sini,” tutupnya.
(Lusi Catur Mahgriefie)