DUBAI - Protes menentang kekuasaan oleh para penguasa Teluk mulai meluas sejak Minggu kemarin. Kini, demonstran pro dan kontra di Oman, mulai rusuh.
Bahrain kini mulai berguncang sementara Arab Saudi mencoba untuk menahan terpaan permintaan reformasi.
Protes yang terjadi di Teluk telah mengguncang negara yang dipimpin oleh monarki. Revolusi politik tampaknya kian kuat mencengkram tanah Arab.
Para demonstran meminta untuk menggulingkan kekuasaan monarki Bahrain, dengan meneriakkan slogan menentang raja. Demikian lansir Associated Press, Senin (28/2/2010).
Sementara, pasukan oposisi kini mulai menunjukkan diri dengan menantang kekuasaan ablosut dinasti di Arab Saudi dan Oman.
Di Ibu Kota Oman, Sohar, pasukan keamanan menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada para demonstran. Satu orang kini dinyatakan tewas, demikian menurut pernyataan kepolisian setempat. Tapi media massa lokal menyatakan bahwa saat ini sudah dua nyawa yang melayang.
Sementara suratkabar Oman memberitakan, bahwa para demonstran membakar mobil dan rumah, mereka juga membakar kantor polisi serta tempat tinggal gubernur yang berada di pinggir pantai di ibu kota Muscat.
Para demonstran juga membakar sebuah supermarket dan kini berkumpul di kota Oman. Pasukan keamanan kini telah melakukan penutupan jalan menuju Sohar.
Oman dipimpin oleh dinasti keluarga, yang menandai tantangan di tanah Arab, bahwa demonstrasi bisa semakin meluas di Teluk dan diperkirakan akan menghantam Kuwait dan Arab Saudi.
Oman dan Iran menguasai jalur transportasi minyak di Teluk, sekira 40 persen perlintasan minyak dikuasai oleh kedua negara ini. Oman juga memiliki peran penting dengan menjadi mediator antara Iran dan negara-negara Barat karena keterikatannya yang kuat dengan Teheran dan Washington.
(Rani Hardjanti)