Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bentrok Pilkada Puncak Coba Diselesaikan Secara Adat

Rizka Diputra , Jurnalis-Rabu, 03 Agustus 2011 |15:16 WIB
Bentrok Pilkada Puncak Coba Diselesaikan Secara Adat
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Meskipun diupayakan penyelesaian secara adat dalam kasus bentrok Pilkada Puncak Jaya, Papua, namun polisi tetap berupaya memburu tersangka dalam insiden ini.

"Kami tetap mencari pelakunya. Tapi agar tidak berkembang, kami minta bantu tokoh-tokoh adat supaya bisa mereda," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Rabu (3/8/2011).

Anton menambahkan, peranan para tokoh adat sangat penting untuk mendamaikan kedua pihak sesuai dengan aturan adat setempat.

"Karena tokoh-tokoh adat berperan untuk masalah seperti ini. kami tidak ingin berkembang saling menyerang lagi," kata Anton.

Dia menegaskan, polisi juga akan memeriksa tokoh dari kedua kubu yakni Thomas dan Alom. "Ya tentu akan dimintai keterangan, tapi sekarang belum. Nanti saya cek lagi. Yang jelas sekarang baru 8 saksi tersebut. Tapi semua akan dimintai keterangan," tutupnya.

Bentrok antara kubu Thomas dan Alom terjadi dua kali. Yaitu pada 30 Juli dan 31 Juli 2011 lalu. Peristiwa ini menewaskan 19 orang dan 1 orang luka-luka. Pemicunya adalah perkara Pemilukada.

Pada Sabtu 30 Juli 2011 sekira pukul 15.00 WIT, Simon Alom tengah melakukan pendaftaran ke kantor KPU sebagai bakal calon Bupati Puncak. Namun berkasnya ditolak lantaran Thomas Tabuni sebagai Ketua Partai Gerindra mencabut dukungannya kepada Alom.

Selanjutnya massa pendukung Alom marah dan menyerang massa Thomas Tabuni sehingga terjadi bentrok. Pasukan Brimob BKO dan anggota Polsek Ilaga, Kabupaten Puncak, sempat menghalau kedua kelompok tersebut agar tidak saling serang. Namun keadaan tak terkendali lantaran kedua kubu perang dengan menggunakan panah dan batu.

Bahkan seorang anggota Brimob Bripda Frans terkena anak panah. Dalam bentrokan ini 2 orang meninggal dan 1 luka.

Selanjutnya, keesokan harinya pada 31 Juli 2011 sekira pukul 06.30 WIT di lokasi yang sama kembali terjadi bentrokan saling serang kedua kubu yang mengakibatkan rumah Tabuni, mobil dinas dan sebuah Honay (rumah adat Papua) rusak parah. Kantor KPU setempat pun tak luput dibakar massa.

Dalam insiden ini 17 orang tewas. Sebanyak 13 orang dari kubu Thomas dan empat orang dari kubu Alom. Korban keseluruhan dari kedua belah pihak sebanyak 19 orang dan 1 orang luka-luka.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement