JAKARTA - Musisi kawakan Virgiawan Listanto alias Iwan Fals dikabarkan akan maju menjadi bakal calon presiden 2014.
Meski populer sebagai musisi, Iwan Fals dianggap tidak memiliki modal cukup untuk ikut bersaing di Pemilu Presiden mendatang. Analis politik dari Charta Politika, Arya Fernandes, menyebut capres dari kalangan non partisan politik setidaknya harus mengantongi tiga modal utama.
"Modal Pilpres itu di antaranya faktor popularitas, integritas dan pengalaman politik dan kekuatan finansial. Faktor ini yang menjadi pertimbangan publik sementara dari kalangan artis belum ada yang terlihat memiliki kualifikasi tersebut," kata Arya saat dihubungi okezone, Jumat (4/11/2011).
Menurut Arya semua warga negara memang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk ikut dalam kontestasi politik seperti pemilukada, pemilu legislatif ataupun pemilu presiden.
"Tetapi peluang bagi kalangan artis untuk level capres. Persepsi pemiilih tentang capres jauh lebih kompleks dibanding hanya popularitas," sambungnya.
Dia menambahkan, peluang artis bertarung di Pilpres lebih kecil dibandingkan dengan Pemilukada yang kerap menyodorkan artis untuk perolehan suara pemilih. Untuk Pilpres, syarat mengajukan calon belum dibahas DPR.
"Untuk maju jadi capres biasanya harus memenuhi syarat minimal besaran suara. parpol sementara parpol besar dipastikan sudah akan menetapkan calon dari internal. Jadi kalangan artis akan kesulitan mendapat tiket Pilpres," imbuh dia.
Iwan Fals, kata Arya, memang memiliki basis massa tersendiri yakni kelas sosial bawah. Akan tetapi Iwan dipandang belum mampu mengakomodir semua lapis kalangan di masyarakat. "Ini tidak berpengaruh banyak terhadap mayoritas publik. Publik juga belum melihat figur Iwan sebagai pemimpin," pungkasnya.
Dia menambahkan pandangan publik terhadap sosok capres jauh lebih kompleks, tidak semata menyoal popularitas. Publik memiliki persepsi terhadap capres sebagai tokoh yang berpengalaman, memiliki visi dan kharismatik.
"Kesukaan terhadap Iwan tidak koheren dengan pilihan politik seseorang. Publik akan berpikir dua kali untuk menentukan capres yang akan dipilih," kata Arya.
(TB Ardi Januar)