JAKARTA- Politikus Partai Gerindra, Martin Hutabarat menyarankan para koleganya di DPR agar tidak marah atas kritikan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas. Martin mengakui bahwa kritikan Busyro selama ini terhadap DPR dianggap masih belum pantas dikemukakan oleh khalayak umum.
"Statemen Busyro mengusik banyak orang yang tidak suka dengan keberanian Busyro mengatakan hal yang selama ini tabu dikatakan orang lain," ujar Martin kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/11/2011).
Kritikan Busyro, kata Martin, dinilai telah mengubah pandangan orang tentang posisi dia sebagai Ketua KPK. Busyro tak ubahnya sebagai politikus yang biasa melancar sebuah kritik.
"Misalnya soal cara hidup mewah anggota DPR. Ini membuat ada pergeseran penilaian di kalangan DPR tentang posisi Busyro sebagai ketua KPK," katanya.
Di tengah hilangnya sosok yang memiliki keberanian, maka kata Martin, keberanian Busyro harus diapresiasi. "Keberanian Busyro itu kita apresiasi. Karena di Indonesia ini kita mulai kehilangan suara kenabian. Ini kan di masyarakat seperti jaman jahiliyah, Nabi selalu yang mengatakan yang baik, mengkritik, kita kehilangan itu sekarang," jelasnya.
Lantas dengan kritikan Busyro itu DPR sebaiknya tidak harus kebakaran jenggot. Seharusnya DPR berterima kasih karena masih ada pejabat yang mau mengkritik DPR.
"Suara kenabian yang mengkritik DPR, pejabat dan sebagai, itu kan sesuatu yang mulia. Kalau kita kemudian marah, itu bukan sikap negarawan. Bukan sikap yang pantas dilakukan oleh anggota DPR," paparnya.
"Jangan kerja DPR mengkritik orang, tetapi di kritik tidak mau. Justru kita harus legowo, karena DPR itu harus jadi contoh," pungkasnya.
(Stefanus Yugo Hindarto)