JAKARTA - Mobil Esemka buatan karya anak bangsa ternyata bukan mobil karbitan. Mobil rancangan anak-anak SMK di Solo ini ternyata sudah dirancang sejak lima tahun lalu.
Wali Kota Solo Joko Widodo saat ditemui okezone menceritakan, konsep mobil sudah melalui sejumlah uji coba dan mengikuti berbagai pameran di seluruh Indonesia dan luar.
“Namun baru kali ini mendekati sempurna dan terus mengalami perubahan,” kata pria yang kerap disapa Jokowi ini.
Tidak hanya inovatif dalam pembuatan rancangan mobil Esemka, karya anak bangsa itu juga didukung oleh lini bisnis yang tidak pernah dibayangkan orang. “Semua lini sudah mendukung, nanti tinggal aplikasinya saja,” tandasnya.
Dia pun menceritakan perbedaan dua lini yang dikembangkan dalam mobil Esemka ini. Lini pendidikan, dilakukan di sekolah-sekolah SMK. Sedangkan dari sisi bisni, Pemerintah Kota Solo sudah membuat Solo Techno Park (STP).
“Di sini ada teaching factory-nya, ada research and development-nya, ada inkubator bisnisnya, ada trade centre-nya. Jadi jika banyak orang berpikir jika Pemkot Solo memanfaatkan anak-anak SMK itu salah besar, dan ini yang tidak dimengerti orang lain," papar Jokowi.
Sementara itu, pembuatan STP juga dimaksudkan sebagai bentuk keseriusan Kota Solo untuk merintis industri mobil nasional di tanah air.
"Inspirasi pembuatan Techno Park saat saya mengunjungi sejumlah negara seperti di Techno Park di singapura, Techno Park di Jepang, Techno Park di Korea, terakhir di Jerman, Saya pun berpikir kenapa di Indonesia tidak membuat hal serupa," geramnnya.
Padahal, tambah Jokowi, hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki kemampuan untuk membuat komponen mobil. Atas ide tersebut, mobil Esemka memiliki hampir 100 persen komponen lokal.
“Velgnya dari Klaten, knalpotnya dari Purbalingga, cor blocknya dari Tegal, joknya dari Semarang, semuanya kita tarik ke Solo sebagai induk usahanya. Kalau memang industri mobil ini berkembang, maka ini akan menghidupkan UKM," ceritanya.
Ke depan, lanjut Jokowi, Esemka terus akan ditingkatkan kemampuannya. Mulai dari sisi mesin, maupun kemampuan mobil tersebut.
"Tinggal menunggu uji emisi dan kelengkapan surat lainnya agar laik jakan. Nah kalau semua selesai, baru kita mau produksi masal. Meski saat ini banyak yang pesan, namun saya enggak berani menjamin kapan bisa on the road," ceritanya.
(Kemas Irawan Nurrachman)