SOLO- Penemuan bungker di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, menggegerkan warga. Namun, warga sekitar mengaku tidak kaget dengan penemuan tempat yang diduga untuk persembunyian tersebut.
Mujiyo (82), warga sekitar, mengaku, bungker sudah ada sejak 1947. Saat itu, lokasi penemuan bungker merupakan taman rumah dinas Residen Belanda.
“Saat kecil, tempat itu sering disebut guwa landa (Gua Belanda). Bunker tersebut memiliki panjang 15 meter, lebar 10 meter, dan tinggi tiga meter,” sebut Mujiyo saat ditemui Okezone, Kamis (9/8/2012).
Bungker itu, lanjut Mujiyo, membujur dari selatan ke utara. Ada dua pintu, dan semuannya menghadap ke selatan. “Bungker itu tidak menembus ke mana-mana. Dari betuknya, bungker itu hanya dijadikan lokasi pertemuan," tuturnya di lokasi.
Sementara itu, Heru, saksi lainnya, mengaku terakhir kali melihat bungker tersebut antara tahun 1967-1968. Saat itu, kondisi bungker sudah tidak terawat dan bagian bawah bungker tergenang air.
“Di atas bangunan bungker itu, sempat berdiri bangunan yang difungsikan sebagai tahanan Tapol (tahanan politik). Sebelum akhirnya lokasi bungker tersebut dijadikan tempat pembuangan tanah jika Pemkot membangun gedung baru,” tandasnya.
(kem)