BANDUNG- Melonjaknya jumlah penumpang disejumlah stasiun, pelabuhan, bandara, dan terminal tak khayal membuat para pelaku kejahatan memanfaatkan keadaan tersebut. Salah satunya dengan mengelabuhi korban secara hipnotis.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengimbau agar masyarakat selalu waspada dengas setiap aksi kejahatan itu.
“Waspadailah para pelaku hipnotis yang sering kali memanfaatkan momen mudik dan arus balik untuk beraksi,” tutur Martin kepada wartawan, Senin (13/8/2012).
Selain mewaspadai aksi hipnotis, pihaknya juga mengimbau agar pemudik berhati-hati dengan modus kejahatan bius. Salah satu cara untu menghindari aksi kejahatan hipnotis, menurutnya adalah dengan mengacuhkan setiap perkataan dan pergerakan orang yang baru dikenal.
Menurutnya, para pelaku pembiusan biasanya memanfaatkan kelengahan pemudik dengan mengiming-imingi dengan makanan atau minuman. “Biasanya obat bius disuntikan pada minuman yang bersegel, atau dicampur dengan makanan lainnya,” terangnya.
Salah satu cara untuk menghindari tingkah pelaku pembiusan, Martinus berharap masyarakat membawa makanan dan minuman sendiri.
“Jika ada yang memberi makanan atau minuman, sebisa mungkin ditolak. Dan jika terus memaksa, sebaiknya menghindar atau melapor pada petugas,” tuturya.
Selain itu, ada baiknya para pemudik tidak memakai perhiasan yang mencolok dan berlebihan. Pasalnya hal itu dapat memancing para pelaku.
"Pastikan barang bawaan disimpan di tempat aman. Segera meminta pertolongan kepada petugas keamanan dan polisi jika merasa ada orang yang mencurigakan," terangnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Martin, pihaknya telah menyiagakan para personel Kepolisian yang siap membantu dibeberapa lokasi keberangkatan dan kedatangan para pemudik.
“Kita juga telah menyebar anggota intelijen yang berpakaian preman agar bisa mendeteksi pergerakan para pelaku di lokasi rawan,” tukasnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)