YOGYAKARTA- Penjualan baju tradisional Surjan lurik dan Blangkon (penutup kepala) di depan emperan toko yang berada di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta laris manis.
Para pendagang mengaku omzet penjualan naik empat kali lipat dari hari-hari biasa ketimbang saat libur Hari Raya Idul Fitri 1433 H.
"Yang jelas lebih ramai. Penjualannya bisa dikatakan naik empat kali lipat, ini hanya untuk Blangkon dan Surjan belum yang lainnya" jelas Ibu Widi, salah seorang pedagang di Malioboro, Yogyakarta, Jumat (24/8/2012).
Untuk satu blangkon, Ibu Widi mengaku menjual dengan harga Rp30 ribu, sedangkan untuk satu baju sorjan dijual seharga 60 ribu. Harga itu masih bisa berkurang sedikit.
"Boleh menawar kok, tapi turunnya tidak boleh banyak. Misal satu blangkon turun Rp5 ribu, mepet harganya," katanya.
Dia menambahkan, beberapa kaos khas Yogya seperti gambar sepeda, sambar Tugu Yogya, gambar andong, becak, dan lain-lainya juga mengalami peningkatan. Harga satu unit kaos berlainan sesuai dengan jenis dan bahannya. Di depan tumpukan kaos di lapaknya sudah terpampang harga, mulai dari Rp30-70 ribu.
Sementara itu, beberapa pembeli mengaku senang dengan membeli oleh-oleh khas Yogyakarta itu. Sandi (27) warga asal Jakarta membeli dua stel baju Surjan dengan lurik warna Coklat dan Hijau tua untuk dipakai saat berada di Jakarta nanti.
"Setiap tahun, saya bersama keluarga ke Bantul (Yogyakarta), ke rumah eyang. Kebetulan ada teman yang pesan untuk membelikan baju Surjan. Ini saya jadi ikutan beli," jelasnya.
Dia mengaku, sengaja membeli di lapak yang ada di depan toko Jalan Malioboro, bukan di toko-toko modern yang ada. Harga lebih murah menjadi alasan utama membeli baju di tempat tersebut. "Saya ambil dua potong hanya 100 ribu. Kelihatannya kualitasnya baik," jelasnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)