Balita di Bekasi Meninggal karena Flu Burung
BEKASI - Setelah jatuh korban, Pemerintah Kota Bekasi baru bertindak untuk melakukan sterilisasi virus flu burung atau H5N1. Korbannya adalah seorang bocah berusia 2 tahun yang meninggal dunia setelah terjangkit virus flu burung.
Bocah bernama Respati Bagas Prasetyo, anak dari pasangan Respati Seno Putro dan Emmy Diah Susanti, warga Perumahan BTN Masnaga Jalan Bondol Blok C 13 RT 003/004, Jakamulya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi itu meninggal dunia setelah sempat dirawat di dua rumah sakit berbeda yaitu, RS Hermina Bekasi dan RS Persahabatan, Jakarta.
Dua rumah sakit yang dituju itu memvonis bocah berusia 2 tahun itu terjangkit virus H5N1. Walau sempat mendapat pertolongan akhirnya bocah itu harus meninggal pada Rabu, 19 Juni 2013, kemarin sekitar pukul 08.00 di RS Persahabatan.
Terkait musibah itu pula, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, langsung mengambil tindakan dengan upaya sterilisasi virus H5N1 atau flu burung di Kelurahan Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan.
"Kasus ini yang pertama di Kota Bekasi dan kami turut berduka cita dan akan melakukan respons secepatnya untuk melakukan sterilisasi diwilayah tersebut," ungkap Ramhat Effendi, Kamis (20/06/2013).
Pepen sapaan hangat Wali Kota Bekasi ini menjelaskan, lokasi yang akan menjadi fokus sterilisasi adalah kawasan yang diduga menjadi sumber munculnya flu burung yang menewaskan Bagas, yakni, kediaman keluarga pasien di Perumahan BTN Masnaga Jalan Bondol Blok C 13 RT 003/004, Jakamulya Bekasi Selatan dan Pasar Jamblang yang berada 3 KM dari rumahnya.
"Dua tempat itu yang akan kami lakukan sterilisasi dimana diduga menjadi titik awal korban terjangkit virus flu burung," tuturnya.
Hal ini dilakukan setelah mendapatkan informasi dari keluarga yang mengatakan korban sebelum mengalami sakit sempat mengonsumsi daging ayam. "Kemungkinan ayam yang dimakan sang anak dan dibeli oleh ibunya di Pasar Jamblang menjadi faktor penyebab korban terjangkit flu burung pada Sabtu, lalu," terangnya.
Dalam kegiatan sterilisasi pihaknya akan melibatkan aparat kecamatan dan kelurahan serta menginstruksikan aparatur dari Dinas Kesehatan dan Bagian Kesehatan Veteriner setempat untuk menjadikan kasus Bagas sebagai fokus penanganan utama.
(Muhammad Saifullah )
