JAKARTA - Membuka mulut sapi, meneliti kuku kambing dan menyusuri bulu domba adalah kegiatan biasa bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM). Hal yang istimewa dari kegiatan itu adalah, mereka melakukannya dalam minggu perayaan Idul Adha.
Yup, seperti yang dilakukan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), mahasiswa FKH UGM juga terlibat dalam aksi pemeriksaan dan pengawasan kesehatan hewan kurban. Bahkan, UGM menurunkan 300 mahasiswa dan 62 dosen sekaligus! Target mereka, memeriksa sekira 20 ribu hewan kurban di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dekan FKH UGM, Dr. drh. Joko Pratoswo, M.Si., menjelaskan, tim ini merupakan gabungan mahasiswa tingkat profesi, dokter hewan FKH UGM dan dokter hewan dinas pertanian DIY. "Rencananya mereka akan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban sebelum dipotong (antemortem) dan pemeriksaan setelah dipotong (postmortem) pada 15-18 Oktober," kata Joko, seperti dinukil dari laman UGM, Rabu (16/10/2013).
Daerah operasi tim ini adalah tempat-tempat pemotongan hewan. Misalnya, di masjid, mushola, kantor dan lapangan. Tidak hanya itu, mereka juga memastikan daging hewan kurban yang diterima masyarakat dalam kondisi bagus dan memenuhi prinsip Aman, Sehat, Utuh dan Halal alias ASUH.
Joko berharap, pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban ini bisa mencegah zoonosis yaitu penularan penyakit hewan ke manusia. Makanya, setelah memeriksa kesehatan hewan kurban, mereka ikut mengawasi pemotongan dan peredaran daging hewan kurban.
Kenapa mau repot-repot ikut memeriksa hewan kurban? Menurut Joko, hal ini dilakukan karena jumlah tenaga pemeriksa kesehatan hewan kurban tidak sebanding dengan jumlah hewan kurban yang ada di DIY.
"Jumlah pemeriksa hewan ini memang belum mencukupi kebutuhan, apalagi untuk lokasi yang ada di desa-desa. Tapi pemeriksaan ini bisa mencegah penyebaran dan penularan penyakit. Sehingga perlu penanganan yang baik," imbuhnya.
Nampaknya kegiatan ini memang asyik. Selain itu, para mahasiswa FKH pun dapat mempraktikkan ilmu mereka secara langsung. Saking asyiknya, Tri Widiyatmoko, SKH, salah satu mahasiswa profesi FKH UGM bahkan mengikuti kegiatan ini hingga dua kali.
Sementara itu, menurut partisipan kegiatan lainnya, Ikania Agussetyaningsih, SKH, pengalaman tahun lalu menunjukkan, para hewan kurban banyak terinfeksi penyakit cacing hati atau Fascioliasis. Tim pemeriksa hewan kurban dari UGM pun enggak segan meminta meminta panitia kurban untuk segera memisahkan daging hewan kurban yang terkontaminasi penyakit ini. Tentu saja, dagingnya pun tidak dibagikan ke masyarakat.
"Kami minta (daging itu) dibuang," tuturnya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)