Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement
Wawancara Khusus Rektor UNJ

Pendidikan Guru Ideal adalah..

Rifa Nadia Nurfuadah , Jurnalis-Selasa, 26 November 2013 |09:44 WIB
Pendidikan Guru Ideal adalah..
Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Bedjo Sujanto saat berbincang-bincang dengan Okezone. (Foto: Feri Usmawan/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Mendidik calon pendidik tidaklah mudah. Perlu sistem pendidikan yang tepat agar para calon pencetak generasi muda bangsa menjadi manusia cerdas dan berkepribadian.

Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Bedjo Sujanto, ketika berbincang dengan Okezone baru-baru ini menguraikan, guru tidak harus pandai dan terus mengembangkan diri. Selain itu, guru juga harus berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia. Karena itulah, perlu diciptakan iklim akademis di antara para guru.

"Guru adalah manusia pembelajar. Dengan kata lain, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga terus belajar dan mengembangkan dirinya, menambah ilmu, menambah keterampilan, dan pengalaman dari waktu ke waktu," kata Bedjo.

Pria yang memulai karier pendidikannya sejak lulus Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada 1970-an itu memiliki pandangan sendiri tentang pendidikan guru ideal. Pada 1950 hingga 1960-an,  ujarnya, Indonesia menggunakan sistem pendidikan guru terintegrasi. Sistem ini mengasramakan semua calon guru.

Pada 1950 hingga 1960-an semua calon guru diasramakan. Siang hari mereka belajar pengetahuan akademik, sedangkan malam hari para calon pendidik ini belajar etika;  mulai dari etika berpakaian, berbicara hingga makan dengan orang banyak.

"Pelajaran etika penting agar guru dapat menjadi contoh bagi murid dan lingkungannya," urai Bedjo.

Kemudian setelah periode itu, pendidikan guru berubah. Kini, Bedjo berusaha mengembalikan kembali sistem pendidikan guru Indonesia ke sistem pendidikan guru terintegrasi.

Dia pun, bersama 12 rektor Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) negeri mencoba mengajukan konsep tersebut ke pemerintah. Setelah dihitung, kata Bedjo, biaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak.

"Untuk sekira 4.000 guru, kita hanya butuh dua hingga tiga asrama saja. Kira-kira butuh Rp1,5 triliun," ujarnya.

UNJ, imbuh Bedjo, telah menggabungkan pendidikan akademis guru dengan pelatihan kemampuan lainnya. Misalnya, pendidikan karakter disinergikan dengan pelatihan ESQ. UNJ juga kerap mengundang berbagai motivator untuk melatih para mahasiswanya.

"Konsep pendidikan guru dulu bisa diterapkan, yang harus disesuaikan hanya tata pergaulan yang lebih modern. Saya sangat optimistis sistem pendidikan terintegrasi ini mampu kita terapkan, hanya butuh political will dari pemerintah," tuturnya.

Jika pendidikan guru terintegrasi ini kembali diterapkan, Bedjo optimistis, Indonesia akan memiliki guru-guru yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia. Tulisan berikutnya akan mengulas sosok guru ideal di mata Rektor UNJ Prof. Bedjo Sujanto.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement