SURABAYA- Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) membatah atas tudingan sebagai biang kerok dalam bentrokkan di Jalan Tambak, Osowilangun, Surabaya.
Sekretaris II PSHT Cabang Surabaya Rosadin mengatakan, bentrokkan itu dipicu penyanderaan terhadap dua anggota PSHT oleh warga setempat.
"Bukan kami yang memicu, tapi sebelum bentrokkan terjadi ada dua anggota PSHT yang disandra oleh warga. Mereka sempat akan dibakar dan hal itu bisa dibuktikan adanya bensin dan korek api. Anggota yang lain berusaha untuk menyelamatkannya," kata Rosadin kepada Okezone, Selasa (26/11/2013).
Pihak PSHT juga sudah melakukan negosiasi dengan warga agar melepaskan dua orang tersebut. Sayang, negosiasi itu ditanggapi dengan tantangan oleh warga. Hal itulah yang memicu solidaritas anggota yang lain.
Rosadin menceritakan, saat itu anggota PSHT pulang dari sebuah acara di Kawasan Gresik. Mereka pulang dengan berkonvoi menuju Surabaya. Rupanya, di tempat itu dicegat oleh warga. Dua anggota yang bernama Sigit Hermanto dan Vivin Hendrawati disandera bahkan mereka juga dianiaya.
"Kalau tidak ada penyandraan dan penganiayaan, mungkin tidak seperti ini bahkan Vivin mengalami patah tulang dan Sigit luka-luka," ujarnya.
Dia juga menepis jika pemicu bentrokkan itu adalah kebisingan akibat konvoi yang dilakukan oleh anggota PSHT. Menurutnya, setiap kendaraan bermotor yang melintas juga membuat kebisingan. Jadi bukan PSHT yang memicu terjadinya bentrokkan itu.
"Anggota kami banyak yang melintas di lokasi, jadi wajar jika terdengar suara bising dari knalpot," keluh dia.
Rosadin memastikan PSHT akan menghormati proses hukum yang dilakukan oleh Kepolisian meski ada dua anggota PSHT telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Kami menghormati proses hukum di Kepolisian. Yang jelas kami juga tidak akan bereaksi jika tidak ada aksi yang memprovokasi," tandasnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)