Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bersihkan Dulu "Mafia Lendir" Sebelum Kalijodo Dibongkar

Angkasa Yudhistira , Jurnalis-Jum'at, 07 Maret 2014 |02:18 WIB
Bersihkan Dulu
Ilustrasi (Foto: Kaskus)
A
A
A

JAKARTA - Penertiban penjaja seks komersial (PSK) selalu menjadi dilema lantaran berkelindan dengan kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis esek-esek ini.

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, mengatakan terlalu banyak tangan yang bermain dalam “bisnis lendir” tersebut.

"Jadi kalau selama ini pengakuan para PSK karena terhimpit masalah ekonomi lalu mereka terjun ke bisnis seks, menurut penelitian yang saya lakukan, ada hal lebih ketimbang masalah materil," kata Devie saat berbincang dengan Okezone, Kamis (6/3/2014).

Pernyataan Devie ini terkait dengan rencana penertiban yang dilakukan Pemprov DKI di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, sebagai solusi banjir dengan melakukan normalisasi bantaran Kanal Banjir Barat (KBB). Diakui Devie, Pemprov dihadapkan pada situasi yang cukup sulit dalam mencarikan solusi bagi para PSK. Bahkan, Devie ragu Dinas Sosial DKI mampu menyelesaikan masalah itu.

"Karena banyak mafia yang beredar di lingkungan para PSK itu sendiri. Motifnya sangat beragam, mulai dari memberikan pinjaman pada keluarga mereka di kampung halaman dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga mereka mau tidak mau menuruti apa yang dimau para mafia itu, akhirnya 'jualan' lagi. Sebab itulah saya merasa Dinsos tak mampu bekerja sendirian untuk megatasi masalah ini," bebernya.

Karena itu, Devie menyarankan agar aparat penegak hukum terlebih dulu menangkap para “mafia lendir” ini, baru kemudian Dinsos turun tangan untuk memberikan pelatihan agar mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. "Apa yang dilakukan mafia itu, sudah masuk ke ruang hukum. Jadi polisi harus tegas dalam memberantas mereka sebelum PSK beralih profesi yang lebih baik," tandasnya.

(Dede Suryana)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement