Kampanye Negatif Itu Halal

JAKARTA - Menjelang pergelaran Pemilihan Umum 2014, segala cara dikerahkan untuk menaikan citra atau bahkan terus berusaha agar bisa menurunkan perolehan suara lawan politik dengan cara kampanye negatif hingga kampanye hitam (black campign).  
 
Sebagaimana diketahui, capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) sempat sewot terkait iklan "Kutagih Janjimu" dan berniat untuk mengajukan tuntutan terhadap iklan tersebut karena dianggapnya sebagai negative campaign.
 
"Sebenarnya, kalau masih ditaraf kampanye negatif, itu halal. Sah-sah saja dilakukan oleh lawan politik atau siapapun, dengan catatan berdasarkan pada data. Yang salah itu kampanye hitam yang tak jelas data-datanya," ujar pakar komunikasi politik Ermus Sihombing saat berbincang dengan Okezone, Minggu (30/3/2014).
 
Dicontohkannya, kampanye negatif juga terjadi di Amerika, ketika itu ada salah seorang peserta konvensi calon Presiden, yang diserang dengan pemberitaan dirinya gemar "main" perempuan. Akibatnya, sang capres pun mengundurkan diri. "Kalau saja skandal itu tidak terbongkar, bisa saja rakyat Amerika salah memilih Presiden kan," kata dia.
 
"Karena itu, saya bilang kalau memang memiliki data tentang kelemahan calon Presiden, ya dijabarkan saja supaya seluruh masyarakat tahu secara menyeluruh siapa presidennya nanti. Dan ketika mendapat serangan kampanye negatif, sang capres bukan malah menunut, tapi introspeksi diri dan berterimakasih karena sudah diingatkan tentang kelemahannya," bebernya.
 
Selain menyerang Jokowi, kampanye negatif juga menerjang calon Presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical), dimana baru-baru ini beredar foto mesranya dengan artis Marcella Zalianty di media sosial, padahal peristiwa itu terjadi di tahun 2010 ketika mereka hendak berlibur ke Maladewa.

(Misbahol Munir)