Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Slamet & Merapi Cenderung "Jinak"

Oris Riswan , Jurnalis-Senin, 19 Mei 2014 |09:29 WIB
Slamet & Merapi Cenderung
Muhammad Hendrasto (Foto: Afriansyah/Okezone)
A
A
A

BANDUNG - Sejumlah gunung api di Pulau Jawa saat ini berstatus di atas Aktif Normal. Dua gunung di antaranya yang cukup mengundang perhatian adalah Slamet dan Merapi.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendrasto, mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Slamet, cenderung menurun. Tren tersebut tampaknya akan terus berlanjut.

PVMBG sudah menurunkan status Gunung Slamet dari Siaga menjadi Waspada pada 12 Mei 2014.

“Alhamdulillah Slamet tidak meningkat, menunjukkan penurunan," ungkapnya kepada Okezone.

Soal letusan yang terjadi beberapa waktu lalu, Toto, panggilan akrab Hendrasto, menyebut, hal itu sesuai dengan karakteristiknya. “Letusannya itu strombolian, seperti kembang api. Dia ada semburan magma,” tuturnya .

Berdasarkan catatan PVMBG, lanjut dia, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet dalam kurun tertentu biasanya tidak lama, yakni satu kali letusan per hari. Setelah itu, aktivitas vulkaniknya kembali menurun.

“Itu mencirikan Slamet,” cetusnya.

Sementara itu saat disinggung soal kondisi Gunung Merapi, Toto mengatakan, aktivitas vulkanik gunung yang berdiri di dua provinsi itu juga menurun. Bahkan kecil kemungkinan Merapi akan meletus besar seperti pada 2010 lalu. Sebab material di perut Merapi sudah dikeluarkan dengan jumlah sangat banyak pada 2010.

“Dengan kondisi material yang dikeluarkan (pada 2010), kecil kemungkinan akan meletus besar,” bebernya.

Soal letusan yang terjadi beberapa watu lalu, menurut dia hal itu hanya letupan freatik atau magmatik karena akumulasi gas dari bawah yang lepas keluar.

“Dari pemantauan seismik, deformasinya itu tidak menunjukkan adanya suplai magma besar-besaran dari bawah. Kemarin itu hanya pelepasan gas,” imbuhnya.



Saat ini Merapi masih berstatus Waspada.

PVMBG, lanjut Toto, masih memantau perkembangan dua gunung tersebut secara intensif. Ia berharap masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar lereng gunung, untuk selalu waspada dan tidak memasuki area radius bahaya.

Lebih lanjut ia menambahkan, ada 127 gunung api aktif di Indonesia. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki gunung api terbanyak di dunia.

Selain Slamet dan Merapi, kata Toto, ada beberapa gunung lain di Jawa yang menggeliat, seperti Bromo dan Sindoro. Namun ia menegaskan bahwa peningkatan atau penurunan aktivitas suatu gunung secara berbarengan bukan pertanda bahwa satu sama lain saling berhubungan.

“Dari sekian banyak gunung ini, kalau beberapa aktif berbarengan, itu suatu kebetulan saja,” ujarnya.

Setiap gunung menurutnya punya dapur alias kantong magma masing-masing. Sehingga satu sama lain tidak saling mempengaruhi.

(Anton Suhartono)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement