Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Nyaris Dimusnahkan, Kini Biji Salak Diolah Jadi Kopi

Margaret Puspitarini , Jurnalis-Sabtu, 24 Mei 2014 |18:30 WIB
Nyaris Dimusnahkan, Kini Biji Salak Diolah Jadi Kopi
Kopi biji salak. (Foto: UMY)
A
A
A

JAKARTA - Untuk menambah nilai ekonomis buah salak, empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membuat beragam produk turunan. Mulai dari sagon sampai kopi biji salak.
 
Keempat mahasiswa jurusan Pertanian UMY itu ialah Latansa M P, Teguh P, Nadia D L, Jumiati, dan Friska A. Mereka memberikan pelatihan pengembangan produk turunan buah salak bagi masyarakat Dusun Dono Asih, Turi, Sleman.
 
Melalui pelatihan tersebut masyarakat mampu mengembangkan produk olahan buah salak, seperti sagon dan kopi biji salak. Latansa menyebut, dalam penelitian tersebut para warga mendapat pengetahuan tentang teknologi pengembangan budidaya dan pengolahan salak. Usaha tersebut tak sia-sia, sebab melalui pelatihan itu lahir delapan jenis produk olahan buah salak.
 
Mahasiswi angkatan 2010 itu menuturkan, mereka memilih Dusun Dono Asih karena memiliki potensi sebagai lokasi pengembangan Salak Pondoh. Walaupun banyak masalah yang ditemui para warga. Mulai dari murahnya harga jual salak kepada tengkulak sementara harga jual salak di pasaran jauh lebih tinggi.
 
"Awalnya salak mau dimusnahkan terus diganti tanaman lain karena dianggap kurang menguntungkan. Tapi setelah kami berikan berbagai macam pelatihan, warga mendadak merawat kembali tanaman salak mereka,” kata Latansa, seperti dilansir dari situs UMY, Sabtu (24/5/2014).
 
Kepala Dusun Dono Asih Sunanto sangat berterima kasih dan mengapresiasi aksi para mahasiswa yang melakukan pembinaan ke warganya. Sebab, sebelum mendapat pelatihan pengolahan salak, warganya hanya menjual salak ke pasar.
 
Semenjak warga mampu untuk mengolah salak menjadi berbagi produk turunan membuat perekonomian di dusun tersebut menjadi lebih baik. Apalagi biji salak yang dulu hanya dianggap hanya sampah oleh warga, saat ini bisa diolah menjadi kopi.
 
“Sebelumnya, mentah dijual ke pasar. Ada peningkatan perekonomian, sebelumnya biji salak jadi sampah, sekarang bisa jadi kopi,” kata Sunanto.
 
Selain memberikan pelatihan, Latansa dan kawan-kawan juga menyumbangkan peralatan kepada warga. Untuk progres strategi ke depan, mereka berencana akan memberikan pelatihan lebih lanjut untuk mewujudkan daerah tersebut sebagai Kawasan Edu-Agrowisata Salak Pondoh.
 

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement