Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kampanye Hitam Pengaruhi Suara Pemilih

Nina Suartika , Jurnalis-Selasa, 08 Juli 2014 |18:44 WIB
Kampanye Hitam Pengaruhi Suara Pemilih
Kampanye hitam (Ilustrasi)
A
A
A

JAKARTA - Kampanye hitam (black campaign) menjadi isu yang paling merugikan bagi kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Berdasarkan survei Charta Politika, banyak masyarakat yang mengetahui black campaign dan mempercayainya.
 
"Misalnya dalam black campaign yang menyerang pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, 15,3 persen responden percaya Jokowi adalah non-muslim, 17,2 persen percaya didanai pengusaha-pengusaha Cina, dan 12,8 persen percaya Jokowi terlibat korupsi Transjakarta," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya dalam pemaparan hasil survei di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2014).
 
Sementara itu, black campaign yang ditujukan pada capres Prabowo Subianto juga membuat sejumlah responden percaya. Seperti 15,3 persen responden percaya Prabowo terlibat kerusuhan 1998 dan penculikan aktivis. Kemudian, 15,2 percaya keluarga Prabowo beda agama, 10,4 persen respoden percaya ada politik transaksional, dan 76,3 persen responden percaya Prabowo bercerai dengan Titiek Soeharto.
 
"Namun hanya 18,3 persen responden pemilih Prabowo-Hatta yang menyatakan kampanye hitam bisa mempengaruhi pilihannya, berbeda dengan respoden yang memilih Jokowi-JK yang terpengaruh mencapai 42,5 persen," kata Yunarto.
 
Menurut Yunarto, isu kampanye negatif dan kampanye hitam memang lebih mempengaruhi pasangan Jokowi-JK secara statistik. "Faktor penyebabnya hanya hipotesa, bisa jadi karena masifnya serangan sistematis oleh kelompok tertentu," katanya.

(Dede Suryana)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement