BUKITTINGGI - Seorang saksi mata aksi kekerasan terhadap pelajar di SD Perwari Bukittinggi, Sumatera Barat, mengungkap fakta baru. Saat penganiayaan berlangsung, korban berinisal DAN (12) ternyata dipukuli oleh hampir semua murid di ruangan, bukan hanya lima orang seperti yang terekam dalam video.
Keterangan itu diungkap oleh ID, teman korban yang sama-sama duduk di kelas 5A. Menurutnya, dari sekira 37 orang di dalam kelas, hanya empat orang yang tidak ikut menganiaya DAN. “Ada empat perempuan yang tidak ikut, laki-laki semuanya ikut. Saya tau karena satu lokal (kelas) sama dia,” ungkap ID saat berbincang dengan wartawan di warung sekitaran SD Perwari, Rabu (15/10/2014).
ID menceritakan, DAN dipukuli sebelum ada siswa yang merekam kejadian itu. Perekam kekerasan adalah dua teman sekelas yang kecapean setelah memukuli korban. Sambil istirahat, salah seorang di antaranya menyalakan kamera ponsel, sambil menyuruh temannya yang lain untuk terus memukuli korban. “Setelah direkam masih dipukul juga,” ungkapnya.
ID mengaku tak ikut memukuli DAN. Ia malah sedih melihat DAN dianiaya, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika dianiaya, korban hanya menangis tanpa melakukan perlawanan. “Enggak mau melarang karena laki-laki semuanya jahat, dibilangin enggak mau. Kejadian ini sering, kalau guru keluar DAN langsung ditinju. Kadang ramai yang meninju kadang enggak. DAN enggak melawan karena sudah takut. Dia cuma nangis,” terangnya.
Menurutnya, tidak ada guru saat penganiayaan berlangsung. Guru mengetahui kejadian itu, setelah siswa menujukkan hasil rekaman. Sementara DAN tak pernah mengadukan perbuatan teman-temannya ke guru. “Saat itu guru dipanggil kepala sekolah. Pas guru masuk, semuanya langsung duduk. DAN tidak mengadu tapi dia nangis. Guru tau dari video teman,” ujarnya.
Penganiayaan pun dilakukan dengan beragam alasan. Di antaranya karena DAN tidak mau memberikan makanan atau uangnya. Terkadang siswa memukuli korban hanya karena iseng. [Baca: Kronologi Beredarnya Video Kekerasan Anak di Bukittingi]
(Risna Nur Rahayu)