JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia ke Joko Widodo (Jokowi). Akhir masa jabatan SBY pun dinilai sukses.
Selama 10 tahun memimpin Indonesia, SBY mengakhiri jabatannya dengan good ending. Mengapa? Karena hanya dialah yang berhasil menyelesaikan jabatannya hingga tuntas tanpa lengser di tengah jalan.
SBY menang tidak tergolong mulus menjalankan pemerintahan yang dikenal dengan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I & II. Mulai dari dugaan bail out Bank Century yang merugikan negara sekira 7,4 triliun (berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan) santer dikaitkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut untuk memanangkan pemilihan umum presiden pada 2009.
Namun, hingga kini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum bisa membuktikan adanya aliran dana kasus Bank Century kepada SBY. Abraham Samad Cs baru bisa menjerat mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Pengelolaan Moneter karena berperan memberikan Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.
Kemudian, SBY juga telah menaikkan harga BBM berulang kali. Pada 2005, BBM sempat naik sampai 140 persen. Sedangkan pada 2013, SBY juga sudah menaikan kembali harga BBM sekira 33 persen. Meski diduga terlibat korupsi dan dihujat rakyat karena menaikan harga BBM, toh kepemimpinan suami Ani Yudhoyono tersebut bisa dituntaskan dengan baik pada Senin, 20 Oktober 2014.
Mantan Menkopolhukam tersebut, tercatat mampu mengalahkan Megawati Soekarnoputri yang maju dalam pemilihan umum presiden pada 2004, setelah tiga tahun menggantikan Almarhum Abdurachman Wahid (Gus Dur) yang dilengserkan MPR saat baru memimpin Indonesia selama dua tahun (periode 1999-2001).
Sementara, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie hanya mampu menjadi Presiden selama satu setengan tahun setelah menggantikan superior almarhum Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Habibie merupakan presiden dengan jangka waktu terpendek.
Salah satu catatan Habibie adalah lepasnya Timor Timur (sekarang Timor Leste) dari NKRI memberikan refrendum. Kasus inilah yang mendorong oposisi semakin giat menjatuhkannya. Suami dari Ainun Habibie ini memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Sedangkan, founding father Indonesia, Soekarno mengakhiri jabatannya sebagai Presiden dengan bergulirnya aksi penyerangan G30SPKI dan diterbitkannya Supersmar (Surat Perintah 11 Maret) yang memandatkan kepemimpinan kepada Soeharto pada 20 Februari 1967, setelah menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.(fid)
(Dede Suryana)