TASIKMALAYA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasakan kerap dibully oleh sejumlah pihak, terutama terkait program-programnya saat menjabat sebagai presiden. Bahkan saat sudah tidak menjabat, kebijakan era SBY masih dibandingkan dengan pemerintah saat ini.
"Sedikit-sedikit kalau ada masalah itu (disebut) 'kesalahan SBY', 'ini warisan masa lalu. Ini enggak baik dari pemerintahan SBY'. Padahal dulu saya enggak pernah menyalahkan (dan mengatakan) ini kesalahan Bu Mega, kesalahan Gusdur, kesalahan Pak Habibie dan lainnya," jelas SBY saat berkunjung di Tasikmalaya.
Serangan yang paling diingat SBY terkait pemerintahan adalah mengenai isu utang pemerintah. Dia berusaha meluruskan isu-isu yang dihembuskan pihak tertentu tersebut.
"Ini pemerintah dikatakan dalam waktu delapan bulan waktu itu, sudah melunasi utang kalau tidak salah disebut Rp321 triliun. Itu katanya utang warisan SBY. Padahal dulu tahun 2004, saya menerima keadaan utang Indonesia yang disebut debt to GDP ratio, jumlah gampangnya uang republik ini untuk menanggung utang," terang SBY.
Bapak dua anak itu mengatakan, saat pertama menjabat presiden pada 2004, debt to GDP Indonesia berada di kisaran 56 persen. Yang berarti, uang yang diterima negara separuhnya digunakan untuk membayar utang.