"Selama 10 tahun terus kita perbaiki, kita kurangi sehingga tahun 2014 kemarin tinggal 25 persen. Lebih dari separonya. Artinya hanya seperempat saja dari keuangan negara kita untuk menanggung hutang. Itu kan bagus," terangnya.
Kemudian satu tahun setelah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, disebut SBY, debt to GDP Indonesia kembali naik. Namun ia mengaku memakluminya.
"Sekarang dalam waktu satu tahun lebih sedikit naik lagi jumlahnya luar biasa sampai 36 persen kalau tidak salah debt to GDP ratio. saya tidak pernah mencerca atau berkomentar miring karena saya merasakan dalam mengatur negara tidak mudah. Saya juga begitu dulu," tuturnya.
"Tetapi ketika saya bersikap seperi itu tiba-tiba ditulis dan beredar di mana-mana itu utang warisan SBY. Jadi menurut saya, too much ini, terlalu jauh, jangan begitulah. Kita mendukung pemerintah sampai selesai mengakhiri tugas, nanti berkompetisi lagi di 2019 Insya Allah kita akan berhasil," sambungnya.
SBY berharap, masyarakat mau melihat segala permasalahan dengan kacamata lebih luas. Menjadikan dirinya sebagai bulanan-bulanan, menurutnya tidak akan memperbaiki permasalahan di negara ini.