JAKARTA - Agung Laksono sebagai Ketua Umum Partai Golkar hasil munas di Ancol, sekaligus Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar, berkali-kali menolak niat kubu Aburizal Bakrie (Ical) untuk islah.
Menurut psikolog politik dari Universitas Indonesia (UI), Dewi Haroen, sikap itu ditunjukkan Agung karena sedang gengsi. Selain itu, kata dia, Agung ingin menaikkan harga jualnya di mata publik.
"Saya kira permainan dia untuk menaikkan daya jual dia, enggak mau jatuh, gengsi. Naikin harga jual saja, massanya enggak ada, sepi," ungkap Dewi kepada Okezone, Rabu 17 Desember 2014 malam.

Ia menambahkan, seharusnya Agung bisa legawa demi kebaikan partai berlambang pohon beringin. Terlebih, Golkar bisa mengadopsi kesuksesan PDIP yang berhasil meraup suara tinggi setelah sepuluh tahun berada di luar pemerintahan.
"Seharusnya Golkar bersatu untuk menaikkan pamor. Jadi (seperti) PDIP dulu mendapat manfaat karena jadi partai di luar pemerintahan. Bukan saatnya untuk bertengkar lagi. Golkar sudah terlalu banyak ngalamin macam-macam," tutupnya.
(Misbahol Munir)