Koalisi anti-ISIS kehilangan salah satu sekutunya setelah Uni Emirat Arab memutuskan untuk menarik dukungan serangan udara mereka, menyusul eksekusi pilot Yordania Muath al-Kaseasbeh oleh ISIS, demikian dilansir dari The Telegraph, pada Kamis (05/02/2015).
Pemerintah Uni Emirat Arab memperlihatkan ketidakpuasan mereka mengenai kepemimpinan koalisi. Terutama di wilayah Irak dimana UEA memberikan perlindungan dari udara untuk operasi di darat yang dilakukan oleh pasukan yang beranggotakan milisi dan penasihat militer Iran. Selama ini UEA selalu melihat Iran sebagai rivalnya di kawasan Timur Tengah.
Alasan lain adalah kurangnya fasilitas penyelamatan udara di pihak koalisi, yang menempatkan pilot-pilot mereka dalam bahaya, seperti halnya Muath. Keluhan mengenai tidak adanya fasilitas ini telah dilayangkan oleh UEA setelah jatuhnya pesawat Letnan Muath pada Desember lalu. UEA meminta fasilitas ini ditempatkan di daerah utara Irak dimana banyak terjadi penyerangan oleh kelompok militan.
Kehadiran UAE di dalam koalisi dipandang penting untuk menunjukkan bahwa kaum Sunni Arab, yang banyak dihubungkan dengan ISIS, berperang bersama dengan koalisi melawan ISIS. Mayor Mariam al-Mansouri, seorang penerbang wanita UEA bahkan menjadi bintang media untuk perlawanan terhadap ISIS.
Kekejaman ISIS yang yang membakar pilot Yordania, Muath, mendapat kecaman keras dari berbagai pihak. Imam Besar Universitas Al-Azhar menyerukan hukuman berat seperti penyaliban dan pemotongan tangan dan kaki diberlakukan kepada anggota-anggota ISIS.
(Muhammad Saifullah )