Aksi itu kembali disaksikan langsung warga Kota Yogyakarta, sebagaimana terjadi 66 tahun silam, atau pada 1 Maret 1949 – sebagai aksi balasan Agresi Militer II Belanda, Desember 1948.
Teatrikal kolosal dipersembahkan Paguyuban Wehrkreise (PWK) III Yogyakarta bersama sejumlah penggiat sejarah reka ulang (reenactor) se-Indonesia, mulai dari Djokdja 45, Bogor Historical Community, Historia van Bandung, Semarang Historical Reenactment, Roode Brug Soerabaia, Magelang Kembali, maupun beberapa individu yang datang dari Jakarta, Bojonegoro, Trenggalek, hingga Medan.
Teatrikal yang digelar, Minggu (1/3/2015) pagi, merupakan event untuk memperingati SO 1 Maret 66 tahun silam yang diawali upacara dan diakhiri pembukaan pameran di Benteng Vredeburg bertemakan, ‘Pena dan Sejarah’.
“Hanya Enam jam, tapi sangat berarti dan membuka mata internasional,” ujar Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti yang menghadiri upacara, teatrikal dan membuka pameran tersebut kepada media.
(Isnaini)