Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

SO 1 Maret Demi Membuka Mata Dunia

Randy Wirayudha , Jurnalis-Minggu, 01 Maret 2015 |15:12 WIB
SO 1 Maret Demi Membuka Mata Dunia
Reka Ulang teatrikal SO 1 Maret (Foto: Courtesy Dion Kaspar)
A
A
A

YOGYAKARTA – Sirine menyalak-nyalak di pusat kota Yogyakarta. Merinding rasanya terus-menerus mendengar sirine itu meraung-raung, pertanda serangan besar akan menerjang. Tapi tak sedikitpun TNI gentar kendati pasukan Belanda mulai menyerang dengan kekuatan besar.

Baku tembak tentu jadi “drama” antara TNI dengan pasukan Belanda yang melancarkan Agresi Militer II. Yogyakarta yang jadi Ibu Kota Republik Indonesia saat itu pun dikuasai setelah TNI memilih mengundurkan diri ke luar kota.

Tapi kekuasaan Belanda di Yogyakarta tak bertahan lama. Dengan pelanggaran perjanjian Renville sebelumnya, Belanda pun seolah ingin membuktikan bahwa Republik sudah tak lagi ada.

Tapi selang beberapa bulan kemudian, TNI disertai rakyat mengadakan “Serangan Oemoem (SO 1 Maret)”. Pertempuran dahsyat terjadi pada 1 Maret, di mana TNI menyerang Yogyakarta dari tangan musuh dari berbagai area di Kota Yogyakarta.

Ibu Kota berhasil dikuasai – kendati hanya enam jam lamanya, di mana akhirnya TNI memilih kembali keluar dari Yogyakarta. Tidak lama memang, tapi serangan itu cukup untuk membuka mata dunia, bahwa Republik Indonesia masih ada. Sebuah upaya yang bukan berasal dari aksi nekat semata, melainkan kecerdasan perjuangan fisik dan diplomasi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement