JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiequrachman Ruki mengatakan bahwa pimpinan lembaga antirasuah ini telah membuat langkah kecil yang strategis dalam upaya melakukan pemberantasan korupsi.
“Kami berlima membuat langkah kecil tapi strategis, tidak ada pimpinan menangani bidang, pimpinan satu. Lima menangani satu, one for all, all for one, seperti three musketer,” tuturnya di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/3/2015).
Ruki membeberkan, jika ada sebuah laporan yang ingin disampaikan dari penindakan maupun pencegahan, maka satgas dan fungsional senior bersama direktur dan deputi menghadap langsung ke pimpinan KPK.
“Nanti kalau gak bisa pimpinan berlima ya berempat, bertiga untuk menganalisa, memberi petunjuk ke para pelaksana teknis. Jadi tidak ada lagi bidang masing-masing yang ngasih progres. Itu langkah kecil yang strategis,” jelasnya.
Mantan Ketua KPK pertama ini mengakui, setelah ia kembali lagi ke lembaga superbody tersebut seperti diberondong tembakan-tembakan dari berbagai arah meliihat kondisi yang berkembang saaat itu.
“Saya masuk tanggal 21 Februari 2015, seperti diberondong tembakan, tapi saya maaf freeze (membeku) sambil melihat dari mana arah tembakan, sejak bulan lalu saya memutuskan menampakkan diri ke publik, ke media,” ujarnya.
Untuk itu, menurut pria yang akrab disapa Ruki ini, telah memutuskan untuk terbuka dengan semua setelah melewati situasi sulit di awal menjabat sebagai Plt. Pasalnya, saat dia menjabat sebagai Ketua KPK pertama, Ruki mengaku selalu datang dan pulang melalui pintu depan Gedung KPK.
“Sebulan ini saya akan terbuka dengan semuanya dan saya harap semua pimpinan juga begitu. Sehingga komunikasi tersambung dengan baik, karena saya sudah membaca petanya apa dan bagaimana yang terjadi dua bulan terakhir ini,” tandasnya.
(Risna Nur Rahayu)