Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tommy Soeharto Rindu Kedamaian Partai Golkar

Fiddy Anggriawan , Jurnalis-Minggu, 05 April 2015 |09:11 WIB
Tommy Soeharto Rindu Kedamaian Partai Golkar
A
A
A

JAKARTA - Tommy Soeharto sepertinya rindu dengan kondisi Partai Golkar (PG) yang aman dan damai. Itu dilatarbelakangi memori dia selama Partai Golkar dipimpin Soeharto. Di mana nyaris tidak konflik yang mengemuka di internal beringin.

Karena itulah, Tommy angkat bicara ketika konflik PG yang tidak kunjung selesai. Selain soal romantika Partai Golkar seperti zaman Soeharto, Tommy juga merindukan partai bernuansa kuning itu kembali besar.

"Makanya tidak heran apabila ia mengeluarkan ciutan yang bernada kritikan keras pada Partai Golkar. Apalagi, Partai Golkar dikhawatirkan kehilangan daya magnet bagi calon kepala daerah. Konflik yang terus mendera Partai Golkar dan paska putusan sela PTUN Jakarta Timur adalah sebagian alasannya," ungkap peneliti Founding Fathers House (FFH) Dian Permata, kepada Okezone, Minggu (5/4/2015).

Menurutnya, calon kepala daerah yang mencoba peruntungan di pilkada serentak 2015 diperkirakan akan memikirkan ulang memeroleh tiket dari Partai Golkar. Alasan mereka, karena calon peserta akan kebingungan dengan struktur Partai Golkar mana yang akan diakui pemerintah dan KPU.

Dian menerangkan, kebingungan makin bertambah apabila mendengarkan putusan sela PTUN Jakarta Timur. Apalagi selama ini mayoritas partai politik menggunakan mekanisme restu atau tiket pilkada didapat melalui sistim sentralisasi atau dari atas ke bawah (dari DPP baru ke DPW atau DPC).

Dengan jenjang seperti ini, lanjut dia, para calon kepala daerah tentu saja akan mengunakan pola main aman, yakni menggunakan partai politik atau perahu politik yang tidak rentan berbau konflik internal.

"Karena itu, PG harus memperhatikan suasana kebatinan dari para calon peserta kepala daerah soal ketakutan tersebut. Apalagi pilkada serentak di 2015 berjumlah 204 pilkada," tegas Dian.

"Tentu momentum sayang untuk dilewatkan partai sebesar PG. Dan sayang sekali apabila daerah-daerah lumbung suara PG juga tegurus partai lain lantaran konflik internal yang berkepanjangan itu," lanjut alumnus University Sains Malaysia (USM) itu. (fid)

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement