BOGOR – Usulan dari Perdana Menteri (PM) Ali Sastroamijoyo tentang pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Indonesia disambut oleh Presiden Soekarno.
Namun, permasalahan lain muncul. Indonesia belum pernah menjadi tuan rumah pertemuan internasional berskala besar.
Selain itu, mengenai negara-negara yang akan hadir dalam konferensi yang akan digelar. Mengingat, negara Asia dan Afrika masih banyak yang dijajah oleh kaum kolonial.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, digelarlah pertemuan di Istana Bogor pada 22–29 Desember 1954. Pertemuan itu digelar untuk membahas permasalahan teknis penyelenggaraan KAA.
Dalam Konferensi Bogor diputuskan Kota Bandung menjadi tempat penyelenggaraan KAA pada 18–24 April 1955 dan memutuskan 29 negara akan hadir pada perhelatan tersebut.
Setelah pelaksanaan Konferensi Bogor maka ditunjuklah Ruslan Abdulgani yang saat itu menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri sebagai Ketua Panitia Pelaksanaan KAA.
Pihak panitia pun harus bekerja keras selama empat bulan dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan KAA, mengingat negara-negara di Asia dan Afrika banyak yang belum merdeka.
(Muhammad Saifullah )