YOGYAKARTA- Ratusan mahasiswa asal Papua melakukan gelar budaya bakar batu lereng Gunung Merapi, Dusun Sumberan, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Berbeda dengan di Papua, bakar batu di Sleman tidak menggunakan babi tetapi ayam.
"Di Papua kami masak babi, tapi karena di Yogyakarta kami menyesuaikan, jadi kami ganti dengan ayam, supaya semua bisa makan," kata koordinator rombongan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Pertanian Jaya Pura, Papua, Aminus Kogoyo.
Meski dengan bahan utama berbeda, tetapi penggunaan bahan pembuatan tetap sama. Mereka membakar batu dengan menggunakan ranting dan membakarnnya. Saat pembakaran, mereka menyanyi dan menari khas Papua. Setelah batu panas, digunakan untuk memasak ayam dan umbi-umbian.
Menurut Aminus, kegiatan ini sebagai ungkapan rasa syukur dan perpisahan karena selama 16 hari sebanyak 152 mahasiswa Papua tinggal di Dusun Sumberan, Candibinangun, Pakem, Sleman. "Kami ingin merayakan perpisahan dengan warga di sini setelah kami live in,"jelasnya.
Ia mengatakan, selama tinggal di dusun tersebut, mahasiswa asal Papua diperlakukan layaknya keluarga sendiri oleh masyarakat setempat. "Kami bahagia tinggal di sini, dan upacara bakar batu merupakan upacara khas dari daerah kami. Sebelum perpisahan kami ingin memberikan makanan yang diolah khas kami untuk masyarakat dan ini penghormatan kami terhadap warga di sini," tuturnya.
Salah seorang warga, Aryo mengaku baru pertama kali mengikuti tradisi bakar batu. Ia mengaku menikmati makanan yang diolah menggunakan cara khas Papua. "Saya pikir tidak matang, ternyata matang dan rasanya enak, gurih. Dan beraroma harum," ujarnya.
(Muhammad Saifullah )