Azwar mengatakan, Seluruh pihak yang ikut proyek terjemahan Alquran ke bahasa osing tidak takut kalau langkah ini akan menimbulkan kontroversi seperti pembacaan Alquran dengan langgam Jawa di Istana Negara saat peringatan Isra Mikraj beberapa waktu lalu.
Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur ini berpendapat, bahasa osing adalah bahasa Banyuwangi. Jadi, menerjemahkan Alquran ke bahasa lokal boleh dilakukan. Sebab, memudahkan masyarakat setempat untuk memahami isi dan kandungan makna yang ada di Alquran.
Azwar menambahkan, setelah semua proses pengerjaan selesai, Alquran terjemahan bahasa osing ini bisa dicetak massal dan disebarkan untuk masyarakat Banyuwangi. Baik yang ada di dalam, maupun di luar Banyuwangi.
"Dengan bahasa osing, itu menjadi ciri khas Banyuwangi," pungkasnya. (fal)
(Syukri Rahmatullah)