Sejumlah wilayah republik di Pulau Sumatera dan Jawa diserang dari darat, laut dan udara. Sasaran-sasaran itu untuk menduduki sumber daya alam demi menopang kelangsungan kekuatan militer mereka.
“Agresi I Belanda sasarannya wilayah penghasil sumber daya alam seperti perkebunan tembakau, teh dan kopi di Jember, Probolinggo, Tasikmalaya, Gombong, Garut. Juga obyek vital minyak di Jambi, Medan dan Pekanbaru,” papar penggiat sejarah Wahyu Bowo Laksono dihubungi Okezone, Senin (21/7/2015).
Hampir seluruh kekuatan dengan total 200 ribu personel dikerahkan Belanda dari berbagai unit, termasuk Korps Speciale Troepen (satuan khusus Belanda) pimpinan Kapten Raymond Westerling yang sebelumnya berada di balik layar pembantaian Sulawesi Selatan.
Sebagaimana dikutip dari buku ‘Kronik Revolusi Indonesia: 1947’, Belanda menerjunkan tiga divisi di seantero Pulau Jawa.
Divisi B KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) atau pasukan Hindia-Belanda dan Divisi C-7 Desember dari Koninklijke Landmacht (Angkatan Darat Belanda) dari Jakarta, Bandung dan Bogor untuk menyerbu segenap wilayah Jawa Barat.