MAGELANG - Wakil Presiden ke-6 Indonesia Try Sutrisno prihatin pasca-reformasi nilai-nilai Pancasila mulai dilupakan dan ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Saya prihatin waktu awal-awal reformasi, itu (Pancasila) dilupakan. Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) dihilangkan, tidak ada penggantinya," ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurut Try, Pancasila harus dipelajari mulai dari filosofi, dasar negara, sampai akhirnya menjadi value dan pandangan hidup. Dia optimistis, bangsa sebesar Indonesia bila mengamalkan Pancasila dengan baik dan benar agar mampu hidup kokoh, sentosa, damai, dan sejahtera.
"Pancasila dalam reformasi hanya diucapkan, hampir-hampir terlupakan. Ini enggak bisa, kita sebagai bangsa yang masih muda, masih patut terus diberikan bimbingan, pembinaan, dan pengarahan yang mengakar tentang jati diri Indonesia, yaitu Pancasila," tuturnya.
Oleh karena itu, mantan Panglima TNI tersebut juga meminta generasi muda mengamalkan Pancasila sekaligus menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam kesempatan itu, Try Sutrisno mengutip pernyataan Presiden RI pertama Soekarno, bahwa inti dari Pancasila adalah Gotong Royong. "Pancasila bila diperas menjadi Tri Sila dan diperas lagi Eka Sila. Apa itu, dengan gotong royong akan terwujud masyarakat Indonesia yang betul-betul bisa hidup secara damai, kokoh, aktif, berkomitmen dalam menciptakan perdamaian dunia," ucapnya. (Sindonews)
(Abu Sahma Pane)