Muhammadiyah Ajak Umat Maknai Kurban untuk Kesejahteraan Bersama
JAKARTA - Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayoran Baru, Edi Sukardi mengatakan makna Idul Adha yang diputuskan hari Ini oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umat.
"Tahun ini Idul Adha tentu dilakukan untuk menyejahterakan umat, seluruh warga Muhammadiyah bertekad untuk itu," katanya kepada wartawan di komplek UHAMKA, Jalan Limau 1 Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015).
Senada dengan Edi, khatib sekaligus imam salat Idul Adha di kampus UHAMKA, H Hazuarli mengatakan, kesejahteraan umat dapat diresapi dari pesan Nabi Ibrahim saat beliau melakukan kurban seekor kambing sebagai pengganti puteranya, Ismail saat itu.
"Nabi Ibrahim berpesan kepada kita untuk taat kepada Allah secara utuh, seperti perintahnya (Allah) untuk menyembelih Ismail, itu bukti ketakwaan Ibrahim kepada Allah," kata Hazuarli.
Tak hanya itu, Hazuarli juga mengingatkan betapa besar hikmah kurban bagi umat Islam di dunia. Dengan berkurban, kata Hazuarli, umat Islam secara otomatis sudah mendermakan kebaikan dan akan diganjar pahala yang setimpal selama dilakukan dengan ikhlas.
"Dalam surat At-Tahrim ayat 6 disebutkan bahwa Allah dengan tegas memerintahkan umat yang beriman dan memaknai kurban dengan sebaiknya," lanjutnya.
Kendati kurban merupakan ibadah sunnah, namun Hazuarli meminta umat Islam untuk senantiasa melakukannya sebagai wujud kesadaran sosial dan juga manfaat bagi fakir miskin.
"Hakikat kurban adalah hakikat ketaatan, ketakwaan dan keimanan, dengan kurban kepekaan sosial kita di uji. Kurban adalah spirit amalan kita," tandasnya.
(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))
