Solar Tanpa Asap
Benny mengatakan, hasil bio solar tersebut sangat bagus dan saat penggunannya tidak mengeluarkan asap dibandingkan dengan solar berasal dari fosil yang biasanya mengeluarkan asap pekat.
“Produksi bio solar sama sekali tidak membahayakan lingkungan. Tidak ada polusi dan limbah sama sekali. Izinnya juga sudah ada, apalagi lokasinya terletak di belakang gudang Perusahaan Gas Negara (PGN). Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan sebab ramah lingkungan,” katanya.
Benny mengaku sudah membantu nelayan dan petani di beberapa wilayah seperti Kalisapu, Kesenden, dan beberapa daerah pesisir lain. Khususnya nelayan, mereka selalu kekurangan bahan solar saat membeli di Stasuin Pengisian Bakar Nelayan (SPBN). Jika membeli di SPBU mereka tidak boleh membeli dengan menggunakan derigen.
“Untuk itu, setelah kami tawarkan bio solar, mereka puas dengan bio solar tersebut. Selain hemat juga aman, sebab jika menggunakan solar abal-abal biasanya cepat habis dan mesin mati di tengah lautan,” tegas dia.
Selain itu, api akan padam jika terkena solar bukan malah membesar. Itulah risiko nelayan menggunakan solar saat mereka melaut, sangat berbahaya jika ada angin atau asap rokok. Begitu juga dengan petani, bio solar bisa digunakan untuk mesin traktor.
“Bio solar bisa mengantikan lilin saat mati lampu. Daya tahannya kuat sampai empat jam. Saya buktikan saat berada di Desa Cikuya, di mana selama 20 tahun mereka belum pernah teraliri listrik. Selain itu bisa untuk mengganti minyak tanah dalam penggunaan kompor,” ujarnya.