Bantengan
Bantengan merupakan salah satu kesenian di Jawa Timur yang melibatkan aksi kesurupan. Tari bantengan dimainkan oleh dua orang, satu sebagai kaki depan dan memegang kepala banteng, satu lagi sebagai kaki belakang dan ekor banteng, mirip kesenian asal Tiongkok, barongsai.
Permaianan akan semakin menarik saat pemegang kepala banteng mulai kerasukan arwah leluhur banteng.
Seorang pawang akan membantu si penari kesurupan sehingga tariannya akan semakin menjadi. Kesan mistis semakin kental dengan menyengatnya aroma kemenyan, lecutan cambuk, dan suara musik khas kesenian tradisional ini.
Kebo-keboan
Kebo-keboan adalah kesenian khas masyarakat Banyuwangi. Tarian ini sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen serta merupakan upacara bersih desa agar warga diberi keselamatan. Ritual ini dilaksanakan setiap setahun sekali pada bulan Muharram atau Suro pada penanggalan Jawa.
Pada ritual ini, pelaku yang bertubuh besar berdandan seperti kerbau lengkap dengan tanduk buatan, lonceng di leher, serta melumuri tubuh dengan cairan berwarna hitam. Mereka akan menarik bajak keliling desa dengan diiringi musik khas.
Dalam ritual ini, pemain akan kesurupan roh leluhur dan perangainya berubah mirip kerbau. Sesekali mereka bahkan akan mengamuk dan menyeruduk penonton sehingga perlu dikendalikan oleh petani.
Usai berkeliling desa, para pelaku ritual ini akan menuju pematang lalu membajak sawah layaknya kerbau sungguhan.
(Syukri Rahmatullah)