“Seperti halnya para pengedar narkoba yang sudah berkeliaran di luar gerbang sekolah. Kami merasakan hal yang sama. Mereka harus dihindarkan dari jalan-jalan. Mereka adalah para predator dan para pemuda kami jadi korbannya,” tambahnya, dikutip Sputnik, Rabu (30/3/2016).
“Bergabung dengan Daesh (sebutan lain ISIS) adalah bentuk bunuh diri. Mereka paham bahwa ada keputusasaan di sini yang bisa dimanfaatkan sebagai indoktrinasi dan merekrut para militan. Saya sangat marah melihat kita semua belum cukup berbuat tentang hal ini,” sambung Ikazban.
Hal senada juga diungkapkan ulama dan imam Masjid Arafat Molenbeek, Jamal Zaria: “Anak-anak kita terekspos oleh sesuatu seperti kanker pada tingkat metastasis. Menyebarnya sangat cepat,” timpal Zaria.
“Kita bertarung dengan waktu untuk mengembangkan sistem imun terhadap anak-anak di masyarakat kita, agar mereka bisa menolak pesan Daesh,” tandasnya.
(Randy Wirayudha)