Rendahnya harga gabah ini diduga akibat permainan dari para tengkulak. Para petani ini mengaku tak punya opsi lain untuk menjual gabahnya.
"Ya dijual ke tengkulak itu. Mau dijual kemana lagi. Yang biasanya langsung ke petani ya para tengkulak ini," jelasnya.
Mau tak mau para petani ini harus menjual gabahnya kepada para tengkulak. Sebab, penyerapan gabah yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Drive Surabaya Selatan tidak sampai kepada petani.
"Bagaimana kita mau ke Bulog kalau panen kita hanya 1,5 ton. Jarak dari sini ke gudang Bulog sekitar 20 kilometer. Sudah berapa ongkos yang kita keluarkan untuk jasa angkutnya. Itulah kenapa kami terpaksa menjual ke tengkulak," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)