LONDON – Perseteruan antara Wali Kota (Walkot) Muslim London Sadiq Khan dengan calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih terus berlanjut. Saling serang antara kedua tokoh yang berlawanan itu bermula dari komentar pedas Khan terhadap Trump terkait wacana untuk melarang kaum Muslim memasuki AS.
Tidak terima dengan komentar Khan, Trump melalui acara Good Morning Britain yang dipandu Piers Morgan, menyebut pria keturunan Pakistan itu sebagai pria yang kasar dan menantangnya untuk melakukan tes IQ (intellegence quotient) untuk membuktikan siapa sebenarnya yang bodoh.
“Saya tersinggung. Dia tak tahu apa pun tentang saya. Saat dia menang, saya memberinya ucapan selamat. Sekarang, saya tidak peduli tentang dia. Saya tidak ingin berseteru. Saya hanya merasa dia sangat kasar,” ujar Trump.
Mendapat tantangan tersebut, Khan menyatakan tidak akan menarik ucapannya mengenai Trump. Walkot Muslim London itu justru mengundang konglomerat New York itu untuk datang ke rumahnya dan menemui istri dan kedua putrinya di London.
“Di program Anda saya mengundang Donald Trump untuk datang ke London. Temui istri dan putri-putri saya, temui teman-teman dan tetangga saya,” kata Khan kepada Good Morning Britain.
“Temui warga London yang merupakan warga Inggris, mereka warga London, mereka Muslim,” tambah Khan sebagaimana dilansir Mirror, Selasa, (17/5/2016).
Khan menuduh Trump membuat negaranya menjadi tidak aman dengan mengatakan Barat membenci Islam dan mengesankan adanya benturan peradaban di AS dan Eropa khususnya Inggris.
“Anda tahu hal yang luar biasa dari London? Muslim, Kristen, Yahudi, Hindu, Shikh, Budha, kami tidak hanya bertoleransi, kami juga menghormati, kami merayakan perbedaan, kami memeluknya,” ujar Khan.
“Dan yang saya cemaskan adalah hal ini. Apakah Anda secara ceroboh membuat negara kami menjadi kurang aman dengan memberi kesan adanya benturan antar peradaban?” tanya Khan.
Sejak menjadi favorit kuat dalam bursa persaingan calon presiden AS, publik Inggris tampaknya tidak terlalu menyukai sosok Trump, terlebih setelah komentarnya mengenai pelarangan Muslim untuk memasuki AS. Sebuah petisi yang diajukan rakyat Inggris untuk melarang pria kelahiran New York itu untuk memasuki Inggris yang kini telah mengumpulkan 585 ribu tanda tangan.
(Rahman Asmardika)