Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah si Buntung, Buaya Penjaga Sungai di Pangandaran

Syamsul Maarif , Jurnalis-Kamis, 28 Juli 2016 |18:11 WIB
Kisah si Buntung, Buaya Penjaga Sungai di Pangandaran
Ilustrasi
A
A
A

PANGANDARAN - Si Buntung merupakan salah satu kisah buaya putih penjaga sungai di wilayah Kabupaten Pangandaran yang kini mulai terlupakan oleh masyarakat. Padahal, cerita tersebut merupakan salah satu kisah nyata yang terjadi beberapa puluh tahun silam.

Salah satu tokoh masyarakat di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Aki Ajib (86), mengatakan wilayah sungai di Kabupaten Pangandaran diyakini oleh kelompok supranatural memiliki penjaga.

“Kakek saya bernama Aki Adri, waktu saya kecil Aki Adri berpropesi sebagai nelayan bagang dan memiliki keahlian bisa komunikasi dengan buaya,” kata Aki Ajib.

Masih dikatakan Aki Ajib, suatu ketika kakeknya menemukan seekor buaya kecil yang lemah dan tidak berdaya, lantas buaya tersebut dipelihara berbulan-bulan oleh Kakeknya hingga fisiknya stabil.

“Dengan kemampuan komunikasi yang dia miliki akhirnya buaya putih tersebut menginginkan dilepas ke habitatnya,” tambah Aki Ajib.

Aki Ajib menjelaskan, sebelum buaya putih itu dilepas, Aki Adri memotong ekor buaya tersebut dan memerintahkan kepada buaya putih untuk menjaga sungai yang ada di wilayah Pangandaran sejak dari hulu Sungai Wangkaronyok di Desa Selasari hingga Muara Karangtirta.

“Selain wilayah tersebut, Aki Adri memerintahkan kepada buaya putih tersebut untuk menjaga wilayah sungai Sagara Anakan yang berada di Kabupaten Cilacap dan sungai Pameungpeuk,” jelasnya.

Dari kisah tersebut Aki Adri menyampaikan kepada saya bahwa buaya putih yang dilepas diberi nama Si Buntung, sejak itulah Si Buntung menjadi cerita rakyat sebagai penjaga sungai.

“Beberapa keahlian ilmu komunikasi dengan buaya yang dimiliki Aki Adri diturunkan kepada saya, sehingga dalam musim-musim tertentu saya sering didatangi utusan Si Buntung,” paparnya.

Kedatangan si Buntung terkadang sulit diprediksi, namun biasanya si Buntung berkunjung ke Aki Ajib saat musim hujan dan bila ada pesan yang sangat penting dan sifatnya mendesak.

“Sebelum bulan puasa saya didatangi oleh utusan si Buntung yang memberikan pesan agar manusia yang melakukan aktivitas berenang di sungai yang ada di wilayah Pangandaran untuk menghargai nilai budaya dan beretika saat melakukan aktivitas berenang,” ungkapnya.

Pesan utusan si Buntung tersebut, bisa saja berkaitan dengan kejadian kecelakaan yang terjadi di lokasi objek wisata Citumang lima bulan terakhir ini yang telah menelan dua korban jiwa hingga meninggal.

Aki Ajib mengaku dirinya akan melakukan ritual keselamatan bersama para ahli supranatural dan tokoh setempat agar lokasi objek wisata air yang saat ini mulai dikunjungi wisatawan tidak terjadi lagi kecelakaan.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement