Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pembangunan Perbatasan di Pulau Natuna

Syamsul Anwar Khoemaeni , Jurnalis-Kamis, 06 Oktober 2016 |15:22 WIB
  Kisah Pembangunan Perbatasan di Pulau Natuna
Prajurit TNI ketika membuat markas di Natuna (foto: Syamsul/Okezone)
A
A
A

Namun, Teguh menegaskan bahwa Marinir merupakan prajurit lapangan. Alhasil, ia memperlakukan anak buahnya layaknya keluarga.

"Suka-duka harus meyenangi tugas pokok. Kita reguler, karena kita keluarga, suka duka bareng, (prajurit) gabungan dari Jakarta dan Surabaya," jelas Teguh.

Sebagai prajurit yang bertugas di garda terdepan NKRI, Teguh mengaku pihaknya bertanggungjawab pada pengamanan pantai. Terlebih di perairan Natuna, berbatasan dengan Laut China Selatan (LCS) yang diklaim sejumlah negara.

"Pengamanan pulau terdepan. Pengamanan pantai. Karena ini LCS, kita ada pasukan di Sekatung," paparnya.

Selanjutnya, Teguh menyebut bahwa di Kepulauan Natuna terdapat 12 pulau tak berpenghuni. Guna menghindari klaim negara lain, Marinir menerjunkan satu regu di masing-masing pulau.

"Ada 12 pulau tak berpenghuni kita huni. Kita amankan," terangnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement