Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Polisi Bunuh Diri, Himpsi: Kepribadian Rapuh Jadi Ceroboh

Prabowo , Jurnalis-Kamis, 06 Oktober 2016 |09:28 WIB
Polisi Bunuh Diri, Himpsi: Kepribadian Rapuh Jadi Ceroboh
Ilustrasi Okezone
A
A
A

YOGYAKARTA - Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Arif Nurcahyo, mengatakan bahwa pada dasarnya bunuh diri adalah tidakan yang diambil saat perasaan atau emosi lebih dominan daripada rasio, sehingga tidak ada proses bertimbang.

Hal itu dipengaruhi banyak faktor, misalnya akumulasi kecewa, malu, kondisi-kondisi psikososial yang membawa seseorang dalam kondisi terpuruk, depresi yang menyentuh eksistensi diri dan makna hidup menjadi putus asa dan tak berarti.

Alumnus Psikologi UGM ini menambahkan, ada faktor-faktor penguat (predisposisi) pada orang yang cenderung bunuh diri, tertutup, pendiam, kurang percaya diri, mudah frustrasi, dan sensitif dalam memaknai diri.

Akan semakin mudah bila dipicu oleh perilaku negatif sebagai seperti mengonsumsi alkohol atau zat adiktif sebagai pelarian akan berpengaruh pada emosi. Potensi menguat pada pribadi rapuh dengan beban tugas dan resiko tinggi termasuk Brimob (intensitas tinggi dan senpi).

Namun perlu pendalaman dengan metode autopsi psikologi untuk mengetahui alasan seseorang melakukan bunuh diri.

"Tapi kejadian ini bersifat kasuistis dan tidak bisa digeneralisasikan karena Polri (Brimob) sudah memiliki mekanisme untuk distribusi senjata api, termasuk tes psikologi," katanya, Kamis (6/10/2016).

Miras kalaupun ada, sebatas penguat untuk pemicu, tapi lebih didominasi faktor kepribadian dan kerapuhan dalam memaknai hidup dan menghadapi permasalahan pribadi. Toleransi frustrasi yang rendah dan akumulasi kekecewaan yang membuat depresi dan putus asa.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement