KUNINGAN - Pondok Pesantren Ainurrafiq berdiri kokoh di kaki Gunung Ciremai di Jalan Cigintung, Simpang Linggarjati, Panawuan, Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ada 350 santri dari berbagai pelosok sedang mengenyam pendidikan di sini.
Meski sudah dibangun sejak 28 Februari 1999, namun Pesantren Ainurrafiq baru diresmikan empat tahun kemudian setelah mengantongi izin. Memiliki sistem pendidikan asrama, sekolah dan lingkungan, tujuan pendirian pesantren ini untuk menyiapkan generasi Islam yang unggul, berkarakter, dan berbudaya.
Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ainurrafiq, Ahmad Rafiq Rosyad (71) menuturkan, diawal berdiri, pondok tersebut belum menerapkan sistem pendidikan terpadu seperti sekarang. “Hanya mempelajari kitab-kitab saja, namun di 2003 dibukalah sekolah formal tingkat SMP dan di 2004 dibuka SMA," katanya, Kamis (6/10/2016).
Mula pesantren ini berdiri, Ahmad Rafiq sempat bingung mau kasih nama apa. Akhirnya ia pun menabalkan Ainurrafiq ke pondok yang didirikannya. Ainurrafiq adalah gabungan dari namanya dan nama istri tercintanya Nunung Nur'ani ( 61). Keduanya sudah berpuluh tahun berumah tangga, menghidupi enam anaknya dari berjualan keliling hingga memiliki usaha material di Kuningan plus mendirikan pesantren.
Luas pondok pesantren ini sekira 2 hektare. Ada beberapa bangunan di dalamnya, seperti sekolah, asrama putra-putri, ruang laboratorium bahasa, IPA, komputer, perpustakaan, study club, UKS, pramuka, dapur umum, ruang makan, gedung olahraga, aula, dan lainnya.