LAS VEGAS – Dalam debat capres AS 2016 terakhir, Hillary dan Trump diajak bernostalgia mengenang kiprah masing-masing sebelum berdiri di panggung University of Nevada, Las Vegas dan berkampanye memperbutkan kursi nomor satu di Negeri Paman Sam.
Capres Demokrat dengan senang hati membandingkan pengalaman 30 tahunnya di pemerintahan, dengan pengalaman capres Republik yang baru setahun terakhir terjun ke dunia politik. Hillary menceritakan antara lain, masa-masa perjuangannya saat bekerja untuk Children’s Defense Fund pada 1970-an.
“Saya menentang diskriminasi ras di sekolah pada masa itu. Sementara Trump, sedang dikejar-kejar oleh Kementerian Kehakiman karena terlibat dalam pelanggaran SARA di gedung apartemennya,” tukasnya.
Hillary menambahkan pada 1980-an, dia sudah berjuang untuk negaranya. Duduk di pemerintahan, menjadi senator hingga mendampingi suaminya jadi ibu negara. Di saat bersamaan, Trump meminjam uang dari ayahnya untuk membangun bisnisnya lalu menghina mantan Miss Universe Alicia Machado.
Lalu ketika dia sedang duduk di kursi panas menyaksikan eksekusi Osama bin Laden di Kementerian Luar Negeri, Trump masih menjadi pembawa acara Celebrity Apprentice. Mendengar semua cemooh itu, Trump pun mengakui keunggulan lawan politiknya dalam pemerintahan.
“Ya, satu-satunya keuntungan yang dimiliki Clinton, prestasinya yang mengungguli saya adalah pengalaman. Tetapi pengalaman yang buruk,” tukasnya.
(Silviana Dharma)